I’m back. Masih
dari tulisan edisi masa lalu. Kali ini tulisan saya mengenai diabeter pada ibu
hamil atau lebih dikenal dengan Diabetes Gestasional. Tulisan ini dimuat pada
Majalan Info Obat edisi Bulan Oktober tahun 2009. Tentu saya publish lagi
dengan sedikit editing dan penyesuaian. Enjoy....
Bahaya Diabetes Menyerang Saat Kehamilan Datang
Diabetes Mellitus
(DM) atau penyakit kencing manis bukan lagi penyakit yang identik menyerang
kaum usia renta. Banyak juga kasus diabetes mellitus terjadi pada wanita usia
produktif. Istilah medis untuk
wanita yang mengidap DM saat kehamilan disebut Diabetes Mellitus Gestasional
(DMG). Dan Diabetes Mellitus Gestasional ini bahkan bisa meyerang ibu hamil
yang sebelumnya tidak memiliki riwayat
penyakit kencing manis.
Ada sekitar 3-5% kasus DMG dari seluruh kehamilan.
Berdasarkan penderitanya, DMG dibagi 2 yaitu ibu yang telah
menderita DM sebelum kehamilan dan kelompok ibu yang baru menderita DM ketika
terjadi kehamilan.
Apa Penyebab Diabetes Mellitus Gestasional/ Diabetes Saat Hamil ?
Mengapa
ibu hamil bisa seketika mengalami kadar gula darah yang tinggi?. Penyebab utamanya adalah karena ada ketidakseimbangan
hormon. Jadi, selama hamil, jumlah hormone meningkat tajam. Terutama hormone yang
terkait dengan aktivitas reproduksi seperti hormone estrogen, kortisol, dan human placental lactogen.
Hormon-hormon yang muncul dalam jumlah besar pada saat kehamilan
ini dapat memblok efek dari insulin. Sehingga tubuh memerlukan insulin dalam
jumlah ekstra agar metabolisme tetap lancar. Nah, apabila jumlah insulin yang dibutuhkan
tidak tercukupi, ibu hamil dapat menderita DMG. Sedangkan jika ibu telah
menderita DM sebelum kehamilan terjadi, maka ketika hamil dapat memperburuk
status DM sang ibu.
Bahaya Diabetes Mellitus
Gestasional.
Kencing manis
selama kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan membahayakan jabang bayi.
Terutama jika kadar gula darah terus tinggi dari mulai awal hamil hingga
melahirkan. Penderita DMG dapat mengalami pre-ekslampsia (gejala tekanan darah
tinggi saat hamil), cairan ketuban berlebih (hidroamnion), dan lebih gampang
terkena infeksi. Biasanya infeksi terjadi pada saluran kemih dan daerah vagina.
Di samping ibu,
diabetes mellitus pada ibu hamil juga memiliki dampak pada bayi. Diantaranya :
janin terlahir besar (giant baby)
atau dikenal dengan istilah makrosomia akibat menerima pasokan gula secara berlebih.
Ukuran janin yang terlalu besar meyebabkan kelahiran harus dilakukan secara
Caesar. Bahkan ada kemungkinan bayi lahir secara prematur. Janin juga berisiko menderita
cacat bawaan 3 kali lebih besar dibandingkan dengan kehamilan normal.
Kondisi janin
dalam kandunganpun tak luput dari kemungkinan gangguan kesehatan. Bayi dapat lahir
dalam keadaan kuning (jaundice)
akibat kadar bilirubin berlebih, gangguan pernapasan, serta kekurangan glukosa
(hipoglikemia) dan kalsium. Akan tetapi keadaan tersebut bersifat sementara dan
dapat diatasi dengan penanganan medis yang tepat.
Target gula darah normal untuk ibu hamil. Source |
Faktor Risiko dan
Gejala Diabetes Mellitus Gestasional/ Gula Darah Tinggi Saat Hamil
Wanita
yang memiliki faktor risiko akan lebih rentan terkena Diabetes Melltius
Gestasional. Beberapa faktor risiko utama seorang wanita
bisa mengalami diabetes mellitus gestasional adalah memiliki garis keturunan
yang menderita penyakit kencing manis, hamil pada usia lebih dari 35 tahun, dan
memiliki kelebihan berat badan. Salah satu dari faktor risiko tersebut dapat
memicu ibu terserang DMG, meskipun tidak selalu terjadi.
Di samping faktor risiko tersebut, beberapa faktor risiko berikut
juga dapat memicu terjadinya DMG. Misalnya ibu yang pernah mengalami keguguran
atau janin meninggal di dalam rahim, pernah melahirkan bayi dengan berat di
atas 4 kg serta memiliki penyakit hipertensi.
Selain
waspada terhadap faktor risiko yang mungkin saja dimiliki, beberapa gejala DMG berikut dapat dijadikan
sinyal untuk pendeteksian dini. Beberapa gejalan DMG pada ibu hamil
diantaranyma: mengalami kelelahan terus-menerus, gampang haus, mual, muntah, pandangan
kabur, berat badan turun meskipun nafsu makan meningkat, sering buang air
kecil, serta mudah mengalami infeksi pada kandung kemih, daerah vagina, dan
kulit.
Meskipun tidak memiliki
riwayat penyakit diabetes, ibu hamil yang memiliki faktor risiko dan mengalami
setidaknya 3 sampai 4 dari sekian gejala
DMG sebaiknya mulai waspada. Segeralah cek gula darah dan coba konsultasikan ke
dokter.
Bagaimana Mendeteksi Diabetes Mellitus
Gestasional / Diabetes Saat Hamil ?
Bagi wanita usia
produktif penderita DM sebaiknya melakukan treatment
tertentu seperti pemberian insulin
maupun obat anti diabetes, sebelum memutuskan untuk hamil. Hal ini dilakukan
agar kadar gula darah kembali normal selama periode tertentu dan mencegah DMG
terjadi saat kehamilan tiba.
Bagi
Anda non penderita DM dengan faktor risiko cukup besar dan atau mengalami gejala-gejala
DMG, usahakan untuk selalu memantau kadar gula darah. Minimal pada awal
kehamilan dan saat trimester ketiga. Sebab Diabetes Mellitus Gestasional umumnya berkembang pada minggu ke 24 sampai 28 kehamilan.
Pemeriksaan
kadar gula darah tidak harus dengan dokter, sudah banyak tersedia alat
pendeteksi gula darah yang dirancang agar dapat digunakan tenaga non medis. Sebagai
acuan : kadar gula darah normal pada ibu hamil saat puasa <100 mg/dL
sementara kadar gula darah sewaktu <
200 mg/dL.
Faktor-faktor risiko ibu hamil menderita diabeter. Source |
Yang Perlu Dilakukan
Saat Diabetes Mellitus Gestasional Terjadi
Saat kadar gula darah menunjukkan tanda-tanda DMG,
jangan buru-buru panik. Cara mengobati diabetes mellitus saat hamil adalah
dengan menjaga kadar gula darah agar selalu normal. Cara menurunkan gula darah
pada ibu hamil tak harus dengan obat-obatan. Tata laksana
terapi pertama dengan mengatur asupan gizi (pola makan), melakukan olahraga
ringan, serta teratur melakukan cek gula darah.
Nah jika telah
mengatur pola makan dan berolahraga selama 2-3 minggu, namun kadar gula darah masih tinggi. Biasanya dokter
akan meresepkan insulin dan atau obat anti diabetes yang sesuai. Sebagai
catatan, Kawan sebaiknya tidak membeli obat diabetes tanpa resep dokter. Sebab
ada obat-obat tertentu yang bersifat terotogenik atau dapat berefek buruk dan
atau bisa menyebabkan cacat pada janin.
Dalam mengatur asupan
gizi, tidak berarti ibu hamil makan lebih sedikit agar kadar gula darah turun.
Kendati saat hamil pun tidak harus dijadikan alasan untuk mengkonsumsi makanan
secara berlebihan. Yang penting kandungan gizi makanan tersebut bermanfaat
untuk kesehatan ibu dan calon bayi. Perbanyak makan makanan berserat dan
mengandung karbohidrat kompleks. Serta hindari makanan yang mengandung gula
seperti kue, roti, permen dan es krim. Sebagai gantinya ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi buah untuk memperoleh gula alami dan berbagai vitamin yang terkandung
di dalam buah. Ibu hamil juga tetap boleh mengkonsumsi susu khusus ibu hamil
untuk mencukupi kebutuhan kalsium, zat besi, vitamin dan asam folat. Dengan
mengkonsumsi susu yang notabene dapat memenuhi sebagian kebutuhan gizi, maka
ibu dapat mengurangi asupan lemak dan karbohidrat dari makanan lain.
Olahraga ringan yang
dapat dilakukan ibu hamil misalnya senam hamil, jalan santai, dan renang. Di
samping mempertahankan stamina, berolahraga dapat melancarakan metabolisme dalam
tubuh, sehingga kadar glukosa darah dapat terkontrol.
Sasaran utama terapi Diabester
Mellitus Gestasional adalah memelihara kadar gula darah agar selalu dalam level
normal (kadar gula darah puasa < 100 mg/dL dan kadar gula darah sewaktu 200
mg/mL). Karena itu tetap jaga pola hidup selama kehamilan demi keselamatan ibu dan
janin.
1 Comments
makasih sharingnya
ReplyDeletethanks for your comment.
will be shown after moderation