Gerakan #AyoHijrah dari Bank Muamalat Indonesia : Hidup Minimalis dan Hindari Riba

Gerakan #AyoHijrah dari Bank Muamalat Indonesia : Hidup Minimalis dan Hindari Riba



Kata Hijrah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia  (KBBI) artinya berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu (keselamatan, kebaikan, dan sebagainya)

Lalu,  kalau mau hijrah, apakah berarti harus pindah rumah, pindah domisili atau pindah kewarganegaraan?

Well, hijrah saat ini mengalami perluasan makna. Sekarang berhijrah berarti menuju ke arah yang lebih baik dalam hal cara hidup (way of life). Fenomen hijrah ini menggaung cukup massif. Ada banyak sekali gerakan berhijrah yang dimotori pemuka agama, tokoh, institusi, maupun selebritis. Bank Muamalat, sebagai bank syariah murni pertama di Indonesia tak ketinggalan ikut serta menggerakkan masyarakat lewat gerakan #Ayohijrah. Tentu saja point yang dikedepankan adalah #AyoHijrah dalam pengelolaan keuangan dan perbankan.

kompetisi blog gerakan #AyoHijrah Bank Muamalat 2019
Gerakan #AyorHijrah Bank Muamalat

Bicara soal uang, memang gak akan pernah cukup kalau mengikuti keinginan/hawa nafsu. Sebelumnya pernah juga saya bahas di post ini bagaimana tips berhemat ala emak-emak 
Terus kenapa sih emak-emak harus berhemat? Emangnya uang dari suami gak cukup ?. InsyaAllah selalu dicukupkan rezeki itu. Namun persoalan uang ini  memang godaannya double, kalau gak jadi kikir ya jadi boros. Emak-emak itu identik banget kalau belanja pasti nawar, tapi juga identik dengan orang yang senang belanja. Dan semenjak berumah tangga, saya paham dengan keidentikan ini. hehehe

Hidup Minimalis dan pengalihan alokasi gaya hidup ke tabungan/investasi

Hijrah keuangan  saya dimulai ketika anak pertama saya lahir tahun 2016. Fokusnya adalah hidup minimalis dan gak boros. Hidup minimalis berbeda dengan kikir ya. Hidup minimalis bagi saya adalah dengan tidak membeli barang-barang yang sebenarnya tidak saya butuhkan, atau barang yang sebenarnya masih bisa saya substitusi dengan barang lain. Sering kan kawan-kawan tergoda untuk membeli jilbab, baju, gamis, pakaian anak, jilbab anak, sepatu, sepatu anak, parfum, skincare, lipstik, dekorasi rumah, peralatan memasak, dompet lucu,  tas murah diskonan, dsb. Padahal kalau gak dibeli pun, barang-barang tersebut sudah kita miliki di rumah, dan kita gak akan sakit atau kenapa-kenapa dengan tidak membeli barang tersebut. Nah, budget yang seharusnya saya gunakan untuk membeli barang-barang tersebut, bisa saya alokasikan untuk investasi atau tabungan anak. Dengan uang 100 ribu rupiah kita sudah bisa beli reksadana kok. Sayangnya, saya belum konsisten untuk tiap bulan untuk mengubah alokasi dana  gaya hidup ke investasi.

#AyoHIjrah Hidup minimalis dan tanpa riba
#AyoHijrah Hidup Minimalis dan Tanpa Riba



Konsisten Hidup Minimalis dan Menjauhi Riba

Pertengah  tahun 2018,  anak kedua saya lahir. Nambah anak, berarti nambah juga tanggungan investasi yang harus dipersiapkan. Maka mulai 6 (enam) bulan yang lalu, saya memaksa diri untuk konsisten dengan gaya hidup minimalis. Dalam sebulan saya hanya boleh membeli satu produk fashion atau skincare. Aturan ini juga berlaku untuk anak-anak dan suami. Selain disiplin diri, ada satu hal lagi mengenai rizki yang tidak boleh dilupakan, yakni keberkahan. Suatu hari, di grup wa, saya curhat, gaji suami saya digabungkan dengan penghasilan saya sebenarnya lumayan. Namun entah mengapa, tiap bulan selalu saja habis atau hanya bisa menabung sedikit, padahal gaya hidup kami biasa saja.
Seorang teman menyeletuk “ riba mungkin, ka”. Celetukan yang sangat membekas hingga kini. Memang rumah kami dicicil lewat KPR, selain saya juga memiliki dua kartu kredit. Dari situ,  saya memikirkan bagaimana agar rezeki kami memiliki keberkahan. Kunci dari rezeki yang berkah :  berasal dari sumber yang halal, digunakan untuk kebaikan, selalu sisihkan untuk sedekah, dan satu lagi yang mulai saya perhatikan belakangan ini, yakni mengurangi bahkan menihilkan riba. Di Tahun 2019 ini, saya menargetkan :
·   Target melunasi KPR sesegera mungkin. Tiap tahun harus menyicil pokok pinjaman, sehingga maksimal 5 tahun KPR  lunas.
·   Target kartu kredit / CC : mengurangi pemakaian, tidak lagi memanfaatkan kartu fasilitas cicilannya.  Jadi tagihan kartu kreditnya akan saya bayarkan di bulan yang sama
·        Punya tabungan di Bank Syariah.
Ya gak mungkin juga uang saya simpan di bawah bantal. Kalau ingin menghindari riba, berarti nabungnya di bank yang sesuai syariat islam.

     Sekarang menginjak akhir Bulan April, dari ketiga target tersebut progressnya masih dibawah 50%. Mudah-mudahan tetap konsisten (karena konsisten adalah kunci!) agar target-target #AyoHijrah keuangan yang bebas riba ini dapat terwujud.

Nah, kalau kamu, apa keinginan atau usahamu dalam rangka gerakan #AyoHijrah versi perbankan/keuangan ?. 

Kalau mau mencari informasi atau inspirasi berhijrah dalam hal keuangan yang sesuai syariat,  #BankMuamalat Indonesia rajin bikin kuis, tips, dan info-info menarik seputar keuangan dan perbankan loh.  Follow aja kanal media sosial  Bank Muamalat :

Samarinda, April 2019



Post a Comment

0 Comments