Kata Hijrah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu (keselamatan, kebaikan, dan sebagainya)
Lalu, kalau mau hijrah, apakah berarti harus pindah rumah, pindah domisili atau pindah kewarganegaraan?
Well, hijrah saat
ini mengalami perluasan makna. Sekarang berhijrah
berarti menuju ke arah yang lebih baik dalam hal cara hidup (way of life). Fenomen hijrah ini
menggaung cukup massif. Ada banyak sekali gerakan berhijrah yang dimotori
pemuka agama, tokoh, institusi, maupun selebritis. Bank Muamalat, sebagai bank syariah murni
pertama di Indonesia tak ketinggalan ikut serta menggerakkan masyarakat lewat
gerakan #Ayohijrah. Tentu saja point yang dikedepankan adalah #AyoHijrah dalam
pengelolaan keuangan dan perbankan.
Gerakan #AyorHijrah Bank Muamalat |
Bicara soal uang, memang gak akan pernah cukup kalau
mengikuti keinginan/hawa nafsu. Sebelumnya pernah juga saya bahas di post ini
bagaimana tips berhemat ala emak-emak
Terus kenapa sih emak-emak harus berhemat? Emangnya uang dari
suami gak cukup ?. InsyaAllah selalu dicukupkan rezeki itu. Namun persoalan
uang ini memang godaannya double, kalau
gak jadi kikir ya jadi boros. Emak-emak itu identik banget kalau belanja pasti
nawar, tapi juga identik dengan orang yang senang belanja. Dan semenjak berumah
tangga, saya paham dengan keidentikan ini. hehehe
Hidup Minimalis dan pengalihan alokasi gaya
hidup ke tabungan/investasi
Hijrah keuangan saya dimulai
ketika anak pertama saya lahir tahun 2016. Fokusnya adalah hidup minimalis dan
gak boros. Hidup minimalis berbeda dengan kikir ya. Hidup minimalis bagi saya
adalah dengan tidak membeli barang-barang yang sebenarnya tidak saya butuhkan,
atau barang yang sebenarnya masih bisa saya substitusi dengan barang lain.
Sering kan kawan-kawan tergoda untuk membeli jilbab, baju, gamis, pakaian anak,
jilbab anak, sepatu, sepatu anak, parfum, skincare, lipstik, dekorasi rumah,
peralatan memasak, dompet lucu, tas
murah diskonan, dsb. Padahal kalau gak dibeli pun, barang-barang tersebut sudah
kita miliki di rumah, dan kita gak akan sakit atau kenapa-kenapa dengan tidak
membeli barang tersebut. Nah, budget yang seharusnya saya gunakan untuk membeli
barang-barang tersebut, bisa saya alokasikan untuk investasi atau tabungan anak.
Dengan uang 100 ribu rupiah kita sudah bisa beli reksadana kok. Sayangnya, saya
belum konsisten untuk tiap bulan untuk mengubah alokasi dana gaya hidup ke investasi.
#AyoHijrah Hidup Minimalis dan Tanpa Riba |
Konsisten Hidup Minimalis dan Menjauhi Riba
Pertengah tahun 2018, anak kedua saya lahir. Nambah anak, berarti
nambah juga tanggungan investasi yang harus dipersiapkan. Maka mulai 6 (enam)
bulan yang lalu, saya memaksa diri untuk konsisten dengan gaya hidup minimalis.
Dalam sebulan saya hanya boleh membeli satu produk fashion atau skincare.
Aturan ini juga berlaku untuk anak-anak dan suami. Selain disiplin diri, ada
satu hal lagi mengenai rizki yang tidak boleh dilupakan, yakni keberkahan.
Suatu hari, di grup wa, saya curhat, gaji suami saya digabungkan dengan
penghasilan saya sebenarnya lumayan. Namun entah mengapa, tiap bulan selalu
saja habis atau hanya bisa menabung sedikit, padahal gaya hidup kami biasa
saja.
Seorang teman menyeletuk “ riba mungkin, ka”. Celetukan yang
sangat membekas hingga kini. Memang rumah kami dicicil lewat KPR, selain saya
juga memiliki dua kartu kredit. Dari situ, saya memikirkan bagaimana agar rezeki kami memiliki keberkahan. Kunci dari rezeki yang berkah : berasal dari sumber yang halal, digunakan untuk kebaikan, selalu sisihkan untuk sedekah, dan satu lagi yang mulai saya perhatikan belakangan ini, yakni mengurangi bahkan menihilkan riba. Di Tahun 2019 ini, saya menargetkan :
· Target melunasi KPR sesegera mungkin. Tiap tahun
harus menyicil pokok pinjaman, sehingga maksimal 5 tahun KPR lunas.
· Target kartu kredit / CC : mengurangi pemakaian,
tidak lagi memanfaatkan kartu fasilitas cicilannya. Jadi tagihan kartu kreditnya akan saya
bayarkan di bulan yang sama
· Punya tabungan di Bank Syariah.
Ya gak mungkin juga uang saya
simpan di bawah bantal. Kalau ingin menghindari riba, berarti nabungnya di bank
yang sesuai syariat islam.
Sekarang
menginjak akhir Bulan April, dari ketiga target
tersebut progressnya masih dibawah 50%. Mudah-mudahan tetap konsisten (karena konsisten adalah kunci!) agar
target-target #AyoHijrah keuangan yang bebas riba ini dapat terwujud.
Nah,
kalau kamu, apa keinginan atau usahamu dalam rangka gerakan #AyoHijrah versi
perbankan/keuangan ?.
Kalau
mau mencari informasi atau inspirasi berhijrah dalam hal keuangan yang sesuai
syariat, #BankMuamalat Indonesia rajin
bikin kuis, tips, dan info-info menarik seputar keuangan dan perbankan loh. Follow aja kanal media sosial Bank Muamalat :
Twitter : https://twitter.com/bankmuamalat
Instagram : https://twitter.com/bankmuamalat
Youtube : Channel Bank Muamalat Indonesia
Facebook :Bank Muamalat Indonesia
Samarinda, April 2019
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation