Ya
jujur aja, nambah anak pasti nambah pengeluaran. Sebagai emak-emak yang
tugasnya di rumah mengatur finansial keluarga,
saya harus memutar otak dalam menerapkan prinsip ekonomi: memaksimalkan pemasukan dan meminimalkan pengeluaran.
Tak jarang, di bulan-bulan tertentu, ada pengeluaran-pengeluaran tambahan,
sehingga saya harus memutar otak lebih keras, bagaimana agar bisa berhemat
lebih banyak.
Dompet tebal karena banyak struk belanja dan kartu anggota berbagai macam outlet/tenant |
Dengan
menerapkan prinsip substitusi dan komplementer, saya melakukan beberapa hal
agar bisa lebih hemat tanpa mengorbankan kebutuhan tertentu. Berikut tips mengatur keuangan yang sering saya gunakan
untuk menghemat pengeluaran bulanan rumah tangga:
1.
Memilih barang dengan harga yang lebih murah.
Tips memilih barang dengan harga murah ini saya gunakan untuk barang-barang
kebutuhan rumah tangga, seperti: sabun
mandi, cairan pel, sabun cuci piring, detergen, tisu, minyak telon, bedak bayi,
minyak goreng, dan sejenisnya. Meskipun
berbeda merek, menurut saya barang-barang jenis ini gak berbeda banyak dalam
hal kualitas. Selain mengandalkan harga yang lebih murah, saya biasa
mengganti merek, kalau kebetulan ada produk merek tersebut sedang promo.
Bagaimana cara melakukannya?. Ya tinggal belanja bulanan ke supermarket, lalu
bandingkan harga produk sama yang biasa dijejer dirak secara berdekatan.
Pokoknya untuk produk kebutuhan rumah tangga
jenis ini prinsip penghematan keuangannya: The cheaper the better.
2.
Menurunkan
pilihan produk dengan merek yang lebih murah.
Ini saya lakukan kalau pengeluaran sedang
banyak dan pemasukan sedang sedikit/tetap. Biasanya prinsip ini saya gunakan
untuk jenis produk kosmetik dan skincare.
Bedanya sama tips yang pertama, kalau tips kedua ini merek yang saya
ganti gak apple to apple. Jadi misalnya
biasa saya pakai parfum Bodyshop, karena uang sedang mepet, ya saya ganti
dengan cologne bayi. Benar-benar gak
apple to apple kan ?. Prinsip the cheaper the better gak bisa diterapkan di sini. Tapi klo kepepet prinsip ini bisa digunakan kok. Dan menghematnya bisa lumayan banyak loh, dan kita tetap
sehat-sehat saja dan hidup akan lancar-lancar saja kan biarpun saya mengganti parfum bodyshop dengan cologne bayi.
Selain parfum, produk yang sering saya ganti
mereknya seperti lipstik, bedak, pelembab, deodorant, masker wajah, dan sejenisnya.
Umumnya untuk jenis produk ini, ya beda merek, ya beda kualitasnya. Tapi toh
menggunakan produk murahpun gak akan menyebabkan bencana apa-apa kan?. Bisa
menghemat uang sejumlah 200 ribu dengan membeli parfum yang lebih murah, dan 200 ribunya
dialihkan untuk membeli reksadana, saya rasa bukan ide jelek.
3.
Menjual
Barang-Barang Tak terpakai (Preloved Sale).
Selain
mengurangi tumpukan barang-barang tak terpakai di rumah (yang efeknya ternyata
bikin lega) , menjual barang-barang preloved/bekas juga dapat menambah pemasukan. Ini
sudah saya lakukan selama beberapa tahun belakangan.
Awalnya saya sempat ragu, emang ada yang mau
beli barang bekas begini?. Eh nyatanya, ada aja kok yang butuh barang bekas
tersebut. Selama ini saya berhasil menjual banyak buku bekas, mainan anak, botol
dot, baju-baju, sepatu, boncengan motor,
gendongan anak, berbagai perlengkapan
makan bayi, sampai catridge printer pun ada yang beli.
4.
Membeli
produk online yang harganya lebih murah ketimbang offline.
Tips ini saya terapkan pada barang-barang yang hanya dibeli sesekali, terutama produk
fashion untuk saya dan anak-anak. Kenapa
produk fashion? Karena sekarang ada banyak sekali variasi produk fashion yang
dijual secara online, baik produk lokal maupun produk import. Macam-macam model, bahan, dan rentang harga yang bisa menyesuaikan isi dompet. Klo beli di
sini cenderung sakit hati. Modelnya gak banyak, harganya banyakan lebih
mahal. Paling banter produk fashion yang
jarang saya beli secara online hanya sepatu/sandal. Karena menurut saya, ngepasin di kaki itu memang
harus dicoba langsung. Biarpun ukuran sama, seringkali tetap gak pas di kaki.
So, kalau Kawan, ada lagi tips yang bisa ditambahkan untuk menghemat pengeluaran bulanan?
So, kalau Kawan, ada lagi tips yang bisa ditambahkan untuk menghemat pengeluaran bulanan?
Samarinda, Desember 2018.
2 Comments
karena saya masih lajang beda kali ya mbak karena ga pusing mikirin belanja bulanan, apalagi saya tinggal sama kaka, saya cuma ngasih uang "makan" setiap bulan ke kaka saya...
ReplyDeletepalingan kalau saya sendiri ngatur uang bulanan pakai budgeting, semua pos udah terjatah masing2, jadi ga boleh ada yg over budgeting
iya, kalau masih lajang mungkin pos pengeluarannya gak sebanyak yang sudah berkeluarga. semakin banyak anggota keluarganya, ya semakin banyak variasi pos pengeluarannya.
ReplyDeleteany, terima kasih sudah berkunjung
thanks for your comment.
will be shown after moderation