Kalau Kawan mampir ke Samarinda dan ingin
jalan-jalan, atau kalau Kawan tinggal di Samarinda, dan ingin jalan-jalan selain ke
Mall, barangkali bisa mencoba kegiatan lain yakni keliling Sungai Mahakam dengna Kapal Wisata. Ada beberapa kapal wisata yang menyediakan layanan keliling Sungai Mahakam. Diantaranya Kapal Wisata Pesut Sungai Mahakam.
Info
resmi mengenai kapal yang memang dikhususkan untuk pariwisata ini juga sudah
banyak beredar di media sosial.
Jadwal:
Sabtu-Minggu
Pagi 09.00- selesai
Sore 16.00- selesai
Biaya:
25.000/pack.
Rute : 1.
Jembatan Mahkota II
2.
Jembatan Mahakam (Arah ke Big Mall).
Lokasi : Pelabuhan Di Depan Kantor Gubernur
Kalimantan Timur atau jamak disebut daerah TEPIAN.
And
the bad thing, di sini yang resmi dan yang terjadi di lapangan, hampir
tidak pernah sama. Awalnya saya ingin mengikuti trip kapal wisata Pesut Mahakam di pagi hari. Pukul Sembilan pagi
hari minggu, sudah mandi, berpakaian rapi, dan tak lupa membawa bekal si Amni.
Tiba di lokasi, pelabuhannya tutup. Tak ada tanda-tanda kapal akan berangkat
(lah wong kapalnya saja nggak ada).
Maka saya hubungi kontak person yang ada di iklan. Pesan saya dibalas. Sore ini
ada trip. Maka sebelum pukul 16.00, saya sudah tiba di pelabuhan. Terlihat banyak orang yang kelihatannya juga
akan mengikuti trip. Kapal wisata pesut mahakamnya belum
keliatan, tapi pelabuhan nya sudah dibuka.
Tak
ada loket pembelian tiket. Hanya Ada mbak-mbak yang membawa kertas dan pulpen dan
dikelilingi beberapa orang. Saya
hampiri, dan benar ternyata, beli tiketnya sama si mbak ini.
Saya
diminta membayar Rp. 115.000, dengan
rincian dua dewasa 50.000 per orang, ditambah balita 15.000. Dan embel-embel
penjelasan. Beberapa orang di samping saya langsung membayar tiket seharga
50.000/orang. Saya protes karena di iklan tertulis 25.000/orang. Si Mbak hanya
menjawab, sore ini kapal langsung double trip, dengan tujuan Jembatan Mahkota II dan
langsung ke Jembatan Mahakam.
Barangkali
si mbak ini belajar dari teknik pemasaran beberapa bisnis waralaba makanan,
dimana pelayan seringkali hanya menawarkan paket makanan termahal tanpa tedeng
aling-aling.
Saya
kerap jengkel dengan salah satu outlet donut terkenal . Ketika saya memesan satu
lusin, di pelayan akan menjawab “harganya 115.000 ya bu”
“Emang
harganya naik ya?.
“Itu
sudah sama paket donut dan sandwich nya bu”
“Gak,
saya Cuma mau beli donutnya saja”. Dan
muka si mas nya langsung cemberut.
Lain
waktu, kalau saya beli setengan lusin. “Harganya
79 ribu ya bu”.
“
Loh emang harganya naik?”
“Setengah lusin donus dan satu lusin mini
donut nya bu”.
“
Gak, saya Cuma mau beli donutnya aja”. Dan si mas nya langsung cemberut.
Di
waktu yang berbeda lagi, saat saya membeli minuman di gerai yang sama. Seandainya
saya tidak menyebutkan size gelasnya, maka mbak pegawai tak akan pernah
menanyakan size gelas apa yang kita inginkan. Suatu inisiati untuk memberikan
gelas jumbo yang harga paling mahal. Suatu saat, ketika saya ingat untuk
menyebutkan ukuran gelas yang saya inginkan.
“Ukuran
Small nya kita kosong bu”. Kemudian saya yang cemberut.
Kembali
ke Kapal Pesut Sungai Mahakam, karena beberapa orang yang saya lihat membayar
seharga 50.000, dan saya tak selihai saat berbelanja donut. Maka saya pun
membayar dengan harga yang sama.. Hebatnya, setelah membayar, saya tidak
menerima bukti pembayaran apa-apa. Pulpen dan kertas yang dibawa si mbak pun
tidak ia pergunakan. Nama saya (dan
penumpang lain yang memberikan uang) tidak dicatat.
Jalan-Jalan dengan Kapal Pesut Mahakam. Foto: Koleksi Pribadi |
Kami
lalu diminta menunggu di pelabuhan sampai kapal datang. Ketika kapal datang, tak ada aba-aba apa-apa.
Tak ada orang yang menunggu untuk memastikan penumpang yang melompat ke kapal
sudah membayar. Sistem kepercayaan
seperti sudah sangat jarang Kawan temui, bukan? .
Kapal
Pesut Mahakam ini terdiri dari 2 tingkat. Yang bawah isinya seperti ruang
makan, banyak kursi dengan meja, dilengkapi sebuah warung yang menjual kopi,
teh, beberapa snack, dengan menu andalan pop mie.
Dek
atas kapal, kelihatan lebih luas, hany ada meja panjang, dan penumpang yang
dipersilahkan untuk duduk lesehan. Di dinding kapal, terdapat beberapa pigura
berisi gambar sungai Mahakam dan beberapa turis yang berfoto di Kapal Pesut
Mahakam. Ada juga topi yang dapat digunakan sebagai aksesoris untuk berfoto. Topi
ini persis seperti banyak digunakan ibu-ibu pendayung perahu di Sungai Mekong,
Vietnam.
Di
suatu sudut, bertumpuk jaket pelampung. Sedangkan kebanyakan penumpang duduk di dek luar yag
terletak di sisi belakang.
Me, Myself, and Amni |
Jembatan Mahkota II, Sungai Mahakam, Samarinda. |
Tak
lama selang kapal berjalan, hujan turun. Dan berlangsung sepanjang perjalanan menuju
Jembatan Mahkota II. Syukurlah begitu hampir sampai, hujan berhenti. Udaranya
jadi enak banget, dan muncul pelangi.
Laju
kapal terbilang lambat. Tapi, siapa butuh cepat-cepat?. Kan tujuannya ingin
naik kapal melihat-lihat Sungai Mahakam.
Saya
cukup menikmati perjalanan ini. Lumayan
sebagai alternatif hiburan, di Kota yang bahkan Museum dan Kebun Binatang saja
tak ada.
Sayang,
saya tak sempat banyak mengambil gambar.
Sekarang, kalau jalan-jalan fokus saya terbagi dengan momong anak. Tentu saja Amni sangat excited, sepanjang
waktu ingin berkeliling kapal dan barangkali kalau punya kesempatan, akan
terjun ke laut, yang dikiranya seperti kolam renang.
Sudah
hampir setengah 6 sore, ketika kapal berbalik arah menuju Dermaga Kantor Gubernur. Ternyata, ada beberapa penumpang yang hanya
membeli tiket satu trip, dan meninggalkan kapal saat itu.
Ketika
saya tanya ke petugas, Kapal Pesut Mahakam ini akan berhenti cukup lama.
Beberapa penumpang baru terlihat menaiki kapal, dan sepertinya kapal akan berlayar lagi menjelang sunset. Karena
sudah terlalu sore, kami sekeluarga belum mandi, dan Amni mulai rewel, maka
saya memberanikan mendekati si mbak-mbak yang tadi melayani pembelian
tiket. Begitu saya bilang, apakah boleh
saya hanya mengikuti satu trip dan uang saya dikembalikan.
Mbak
yang memang penuh inisiatif ini langsung
menyerahkan uang 50 ribu, dan meminta saya memberikan uang sebesar 20 ribu. Begitu cepatnya peristiwa itu, sampai saya
tak sempat berhitung lagi. Secepat si mbak berlalu dan segera melayani
penumpang lainnya. Setelah
dihitung-hitung, saya membayar 85 ribu untuk satu trip.
Well, beyond all, bolehlah Kapal Pesut
Mahakam ini dijadikan alternatif jalan-jalan di Samarinda.
Jangan lupa siapkan cemilan, kamera, jaket untuk yang membawa anak-anak,
dan tentu saja jangan sampai kena kibul saat membeli tiket😀
4 Comments
waaaaa ada pelangiiiiii.. keren ih
ReplyDeletemakasiih :D *eh
ReplyDeleteUntuk yg baw bayi apakah memungkinkan baw stroller? Lalu akses naik ke kapalnya apakah licin?
ReplyDeleteUtk naik ke kapal ini memang pakai kayu, tapi nanti ada yg bantu pegagangan kok. Klo stroller gak rekomend sih, karena di kapal kan juga goyang2. Saya waktu tiu jg bawa anak kecil,pakai gendongan aja lbh enak.
Deletethanks for your comment.
will be shown after moderation