Apa
hal yang paling membahagiakan ketika menjadi orangtua? Bisa jadi, salah satunya
dengan melihat perkembangan anak.
Amni, anak pertama saya, lahir pada 5 Januari
2016. Melihat kembali tahun 2016 ini, berarti melihat perkembangan Amni di tahun
pertama kehidupannya.
Beberapa
hari setelah lahir, Amni mengalami mengalami menstruasi. Saya sempat khawatir,
namun ternyata hal ini normal terjadi karena
pengaruh hormon kehamilan ibunya. Masalah kedua, Amni mewarisi bakat alergi kedua orangtuanya. .
Karena
terlahir cukup mungil (BB 2,4 kg), oleh dokter anak, Amni diresepkan susu
formula untuk bayi Berat Badan Lahir Kurang (BBLR). Setelah diberikan sufor, Amni diare dan
kulitnya memerah. Ternyata Amni alergi susu sapi. Dokter kemudian menyarankan
untuk menghentikan pemberian sufor. Dan sisi positifnya, Amni memperoleh full
ASI di awal kehidupannya.
Punya
anak memang melelahkan. Apalagi untuk newbie
parent macam saya dan suami. Tapi
semua terbayar dengan melihat perkembangan Amni dari hari ke hari. Mulai dari
belajar miring, terkurap, merayap, merangkak, dan kini mulai belajar berjalan. Usia 3 bulan Amni mulai mengenal lingkungan
dan orang-orang di sekelilingnya. Amni sudah bisa diajak berinteraksi,
bercanda, bermain cilukba, berfoto selfie, bertepuk tangan, ketakutan jika
sendirian, tertarik pada hewan, suara, benda-benda bergerak, air, berceloteh, hingga bersenandung sendiri. Lalu
usia 6 bulan, Amni mengenal makanan di luar ASI. Mengenal berbagai rasa, belajar minum dari gelas
dan sedotan, mengambil makanan, mengunyah, mengecap, menghisap, hingga
tersedak.
Satu
tahun ini, tak hanya Amni yang belajar, saya dan suami malah harus belajar
lebih banyak. Mulai dari hal kecil seperti memilih tempat makan, memilih baju,
belajar penanganan saat anak demam, cara memandikan anak, hingga hal yang
menyangkut masa depan, seperti belajar berhemat dan memulai investasi untuk
tabungan sekolah Amni kelak.
Menjadi
orangtua barangkali seperti menjalani hidup dimana semua orang punya naluri untuk
bertahan, maka menjadi orangtua pun memang masalah naluri. Namun, jika ingin
yang terbaik, orangtua harus berbekal ilmu dalam menjalaninya.
samarinda, Desember 2016
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation