Cheating During Pregnancy : Pantangan Selama Hamil yang Tak Terpantang

Cheating During Pregnancy : Pantangan Selama Hamil yang Tak Terpantang

Seumur hidup, apa yang paling sulit saya kalahkan? Selain rasa malas, saya paling  nggak tahan dengan yang namanya rasa penasaran.

Dan hamil, yang berarti secara hormonal memang tidak stabil. Maka penyakit malas dan penasaran makin menjadi-jadi.

Kalau banyak kawan-kawan yang pernah hamil mengeluhkan nafsu makan tak terbatas, dan berat badan yang meningkat tajam.   Maka apa yang terjadi pada saya bisa dibilang anomali. Hingga menginjak minggu ke-36, berat badan saya hanya nambah 7 kg, itu pun proporsi terbesarnya tentu di perut. Tanpa melihat perut saya, orang tak akan mengira kalau saya hamil. Pernah sih ngidam pengen makan makanan A atau makanan B, tapi cukup sekali mencicipi, dan saya sudah puas. Paling nah terasa agak signifikan saya jadi demen makan dan minum yang manis-manis.

cheating during pregnancy


Nah buat mengontrol, saya berusaha ngemil sehat dengan makan buah-buahan saja. Kebetulan selama hamil ini, memang saya tergila-gila makan buah. Buah apapun jadi demen.

Kembali ke rasa penasaran tadi, dari berbagai literatur dan omong-omongan orang, saya menyimpulkan ada beberapa makanan yang gak boleh dimakan: tape, kambing, sate (atau produk bakar-bakaran), lele, kopi, nanas, dan durian.

Dan setelah melewati 36 minggu (penuh dengan drama, mual, dan muntah-muntah), saya cheating hampir di semua makanan yang saya sebutkan tadi. Tape ubi saya makan saat beli es doger (kan mubazir kalau gak dimakan).  Lele pernah makan dua kali, di awal kehamilan dan kemarin di trimester 3. Nanas, saya makan  sedikit saat beli rujak (lagi-lagi karena sayang mubazir), Kambing saya makan dalam bentuk gulai, yang memang enak banget di  warung milik orang Madura gak jauh dari rumah. Padahal sebelum hamil, saya gak terlalu doyan makan kambing. Tapi selama hamil, sering banget kepikiran gulai kambing sebagai menu makan malam. Lalu sate dan ikan bakar, juga pernah beberapa kali saya coba selama hamil.  Setelah makan tentu ada rasa bersalah. Namun mau bagaimana lagi, rasa penasaran memang sulit untuk dibunuh. Durian saya berani makan dalam bentuk selai durian asli.

Last but not least, yang temptation nya yang paling gede adalah kopi. Saya memang bukan penikmat kopi pekat. Nescafe latte atau cappuccino sebenarnya sudah cukup. Di trimester 1 dan trimester 2, saya masih kuat menahan godaan gak minum kopi. Paling kalau malam minggu, saya dan suami nongkrong di Warung Kopi, saya yang Cuma pesan teh susu, akan terus-terusan memandang penuh binar pada kopi susu milik suami. Yang biasanya saya akhiri dengan mencicipi beberapa sendok.

Pernah sekali ngidam ke Starbucks, dengan pertimbangan sayang dedek di dalam perut, saya cuma pesan Matcha Ice, yang rasanya gak jauh beda dengan matcha dalam kemasan botol yang banyak dijual di toko-toko retail (saya lupa mereknya apa).

Dan akhirnya di trimester 3, pertahanan bobol juga. Saya nekat beli latte, cappucina, atau kopi susu dalam kemasan. Duh pada saat itu rasanya nikmat banget minumannya.


Dan ternyata kenikmatan itu memang membuat ketagihan. Besoknya saya beli lagi, biasanya dengan merek berbeda. Yang penting ada susu dan kopinya. Hampir satu minggu lebih saya agak kebablasan minum kopi dan variannya.  Sampai akhirnya sadar, dan kembali ke jalan yang benar, Banyakin minum air putih dan air kelapa muda.

Selain makanan halal namun pantang dikonsumsi ibu hamil, saya sempat penasaran banget sama Babi Panggang Karo (BPK) , babi guling ala bali dan wine. Tentu saja rasa penasaran ini hanya saya lampiaskan dengan googling sana-sini.


Ya begitulah cheating makanan selama periode hamil ini.  Banyak hal semakin dilarang semakin membuat penasaran. 

Samarinda, November 2015

Post a Comment

2 Comments

  1. waktu hamil dulu saya cm hindarin makanan bakar2an Mak. kopi sachet hampir tiap hari diminum. pas udah lahiran baru tahu kalau kopi sachet yg biasa saya minum itu tidak dianjurkan utk ibu hamil dan menyusui. hahahah

    ReplyDelete
  2. Iya mak, ini kehamilan pertama. Harusnya saya jg lebih hati-hati

    ReplyDelete

thanks for your comment.

will be shown after moderation