Oktober
sudah hampir berakhir. Akhir tahun
selalu membangkitkan ide untuk mereview lagi apa yang terjadi satu tahun ini
pada diri sendiri.
Waktu
yang bergerak lambat, saya bahkan masih sering tak sadar menulis bahwa tahun
ini adalah tahun 2014. Waktu juga bergerak tak terasa. Tiba-tiba November sudah
di depan mata.
Melihat
kembali 10 bulan belakangan, rasanya hanya membangkitkan rasa malu dan minder. Boleh
jadi tahun ini adalah tahun bermalas-malasan untuk saya. Hampir gak ada hal
produktif yang terjadi pada saya tahun ini, selain memproduksi anak (dan
alhamdulillah berhasil).
Namun
apapun yang terjadi dalam hidup, bukankah tetap harus disyukuri ? Saya
menganggap tahun ini adalah bonus.
Bonus
untuk lebih menikmati pengalaman kehamilan pertama, menikmati satu tahun
pertama pernikahan yang masih (dan semoga selalu) dibuncahi rasa cinta dan
sayang. Yang tiap harinya masih (dan semoga selalu) terasa indah.
Bangun
pagi dengan kepala dipenuhi produksi hormon oksitosin. Another life’s experience, another
joyfull of life.
Sampai
saya rasanya sudah tak menginginkan apa-apa lagi. Karena begini saja sudah
bahagia. Sampai saya tiba pada satu kesimpulan, ya ternyata bahagia itu
sederhana saja.
Dan
jika sudah bahagia, lalu apa ?. Berhubung hidup bukanlah sebuah garis lurus,
maka setiap manusia dikaruniai rasa was-was dan khawatir. Ada grafik yang tentu saja naik turun. Maka
harus ada persiapan untuk menghadapi naik turun grafik kehidupan.
Keteguhan
hati kan tidak datang semata-mata dari zona aman. Makanya saya harus mempersiapkan planning untuk tahun 2016. Kalau kata
dokter kandungan saya, ibarat mau berangkat menuju petualangan baru, maka harus
ada persiapan sebaik mungkin. Mental, do’a, kesehatan, serta perbekalan dan
peralatan yang kira-kira dibutuhkan.
Yap,
mari mempersiapkan diri untuk resolusi di tahun 2016!
Dan jangan
lupa untuk berbahagia J
Samarinda,
Oktober 2015 .
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation