A Note To First Anniversary of Wedding

A Note To First Anniversary of Wedding

Gak kerasa sudah tahun berlalu.

Iyalah, siapa sih yang bisa merasakan waktu.  

Saya malah lebih suka menyebutnya sebagai  ‘menjalani waktu’.

Kalau ada yang nanya, nikah itu enak gak?

Subjectively, I said better to be single. Yap, kalau bicara soal enaknya menjalani hidup yak.  Sebab menikah berarti juga menambah kewajiban. Siapa sih orang di dunia ini yang senang kewajibannya ditambah? Bagi orang yang orientasi hidupnya hanya seputar bagaimana memperoleh kesenangan dan kenyamanan, marrieage its not an easy way. Not at all.

Misalnya setahun belakangan  as a wife, maka semua keputusan, tindakan, omongan, kegiatan,  sampai ke perbuatan-perbuatan kecil harus memikirkan dan mempertimbangkan suami dan keluarga.

Tapi perlu dipahami, bahwa enak dan indah itu adalah dua hal yang tidak selalu berkorelasi positif.

Setahun belakangan, hampir setiap pagi bangun dengan oksitosin yang membuncah terus. Barangkali karena masih newly weds ya, tapi saya berdoa semoga seterusnya otak akan dipenuhi oksitosin pada orang yang sama. Bukankah oksitosin membuat segala sesuatu di dunia ini terasa indah?

Lalu, apa-apa yang jadi pertimbangan, menjadi keputusan bersama, dan dijalani bersama, terasa meaningful. Saya punya harapan untuk terus bertahan dan berjuang. Malah sekarang lebih hati-hati terhadap diri dan keluarga, menjaga kesehatan dan meminimalisir resiko-resiko lainnya. Ya, seperti yang saya bilang, jadi lebih banyak memikirkan orang lain ketimbang diri sendiri.

Terus yang jadi the best part of marriage, menurut saya, sekarang saya sudah tidak tidur  sendirian lagi (literally). Gak ngerasa sepi lagi (yes, I hate loneliness!).  Walaupun kadang pas tidur lagi berantem, but It much better than to be alone.

Well, marriage not make everything easier, but it makes everything possible and meaningful.


9 Oktober 2014- 9 Oktober 2015
satu setengah tahun yang lalu saat bertunangan

Post a Comment

0 Comments