As
usual, saya mengalami cultrual shock, disorientasi tempat,
sementara menjadi full time houswife. Mengalami disorientasi diri, penyesuain
kebiasaan-kebiasaan lagi, dan sebagainya.
Life
maybe isn’t easy anyway.
Hidup bukan deretan tangga yang terus menerus naik ke atas. Tak pernah ada yang
mengibaratkan hidup seperti itu. Semua orang bilang hidup layaknya roda yang
berputar. There’s up and down.
Saya tak mau melewati ini dengan sia-sia belaka,
dan lalu mengalami penurunan kualitas hidup, kualitas diri saya sendiri.
Menikah bukan berarti menjadi orang yang
menurun kualitas dirinya. Menikah berarti memiliki hidup dengan kualitas yang
lebih baik.
Sekarang saya sudah melepaskan pekerjaan
saya, mungkin lebih dari pada itu saya telah menghancurkan dan melepaskan karir
bagus saya dengan sendirinya. Saya lebih memilih keluarga, dan ya saya harus
siap dengan segala konsekuensinya. Saya harus mendapat imbalan dan kompensasi
lebih baik di sisi hidup saya yang lain. Saya tidak ingin pengorbanan saya
sia-sia.
Begitulah, harapan saya, saya bisa
melewati ini dengan baik lalu keluar sebagai pemenang.
Semoga.
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation