Hujan membingkai setiap hari. Desember menanti
diambang pintu. One month left.
Orang-orang terburu-buru. Matahari terus
bersembunyi. Banjir mengancam jalanan dan rumah-rumah di bantaran kali.
Empat tahun yang lalu, saya mengutuk kota ini hampir
setiap hari.
Belakangan, saya juga masih mengutuk, terutama kala terjebak
macet, hujan mendera, dan mahalnya barang-barang.
Namun menengok ke belakang. Ada lembar empat tahun
kekinian, yang ingatannya masih segar.
Malu rasanya mengingat enam tahun kuliah saya di Yogyakarta. Rasanya
saat itu hanya menjadi lembar hura-hura. Banyak tawa namun dangkal makna. Iya
kuliah itu ibarat teori dalam kehangatan tempurung
Saya baru menengok dunia sebenarnya. Belajar tentang
ketangguhan hidup setelahnya.
*
Ada banyak hal yang saya persiapkan untuk masa depan di tahun 2014.
Tapi tiga hal yang saya tulis pasti apa yang menjadi fokus: Menabung, Menulis, dan Menikah.
Mencoba fokus dari serangkaian kisah cinta, yang lebih mirip cerpen tanpa anti klimaks.
Memuncak, lalu tiba-tiba hilang. Dan segera terganti dengan kisah cinta yang lain. Rumusnya hampir selalu begitu.
Fokus, itulah pesan terpenting dari keluarga, dan kawan-kawan dekat saya.
One Month Left
Menabung on progress, walaupun masih sedikit demi
sedikit
Menulis (stil) on progress, membereskan sebuah
proyek lama, merilis beberapa proyek baru yang semoga dapat selesai sebelum
pertengahan tahun depan.
And
finally, married.
Life
is just begin.
Ini adalah awal.
Sekarang saya tak lagi bertarung sendiri.
Sekarang saya punya teman, yang akan menemani saya
bertarung, sekaligus teman yang bisa jadi yang melemahkan saya dalam pertarungan
menghadapi dunia.
Tapi tak apa. Pertarungan
tetap harus dilanjutkan. Dan saya sudah memilih untuk tak sendiri lagi.
Apapun yang terjadi,
mari saling menguatkan. Sampai nanti. Sampai mati.
Satu bulan lebih tiga
hari menjelang berakhirnya tahun 2014
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation