Surat untuk Mamak
Iya mak, kini sudah dua tahun semenjak kepergianmu. Anakmu ini masih kerap merindu. Terlebih-lebih ketika masalah datang, kadang datangnya bertubi-tubi pula. Maka Mamaklah satu-satunya orang yang bisa aku bayangkan. Hangat dada rasanya ketika membayangkan wajah dan suara mamak.
Iya mak, kini sudah dua tahun semenjak kepergianmu. Anakmu ini masih kerap merindu. Terlebih-lebih ketika masalah datang, kadang datangnya bertubi-tubi pula. Maka Mamaklah satu-satunya orang yang bisa aku bayangkan. Hangat dada rasanya ketika membayangkan wajah dan suara mamak.
Begitulah dua tahun ini anakmu menjalani
hidupnya. Dari kesendirian dan dari kerinduan akan masa lalunya.
Mak, aku ingat dulu ketika kau masih bisa
kupeluk, aku malah ingin berlari jauh. Melihat dunia di luar pelukanmu. Kini
ketika sudah aku lihat dunia, rasa-rasanya aku hanya ingin kembali ke
pelukanmu, meringkuk di sana, nyaman dan hangat, selama-lamanya.
Dunia manusia dewasa semakin mengerikan,
mak. Kadang aku ketakutan. Kadang aku ingin terasing saja, lalu bersembunyi
pada tempat yang paling aman dan nyaman. Pelukanmu, mak. Sejak dari kandungan,
manusia memang tak bisa lepas dari ibunya. Rahim yang hangat. Hingga tiba di
dunia, ia pun masih terselubungi hangat pelukan ibu dan tehidupi dari air susu
ibu.
Ah mak, sudah tua begini, anakmu bungsu mu
ini masih saja manja. Ingin mendengarkan lagi suara mamak. Di malam-malam yang
sepi, mamak kerap masuk ke dalam mimpi. Menghadirkan cerita (hampir nyata),
bahwa mamak sebenarnya masih ada. Anakmu ini kerap terbangun tengah malam,
berkeringat, dan sadar bahwa tadi barusan bayangan mamak hanyalah bentuk dari
kerinduan. Dan membuat rindu ini semakin menjadi-jadi.
Mak, entah kapan kita bisa berjumpa lagi.
Begitulah rindu terjauh ini tertanam. Ingin berjumpa tapi sudah tak sampai. Kesal rasanya dada ini menghadapi
ketidakmungkinan tersebut.
Dan begitulah rindu
terjauh ini aku tuliskan Mak, agar berkurang sedikit saja. Agar aku tak mati
karena rindu. Rindu setengah mati.
2 Comments
Titip rindu lewat doa-doa terbaik.. :)
ReplyDeleteAl-fathihah....
ReplyDeletethanks for your comment.
will be shown after moderation