Semakin banyak aku menulis tentang kamu, semakin banyak aku
melupakan kamu.
Ya...menulis adalah satu-satunya cara untuk sembuh.
……
Kamu begitu jauh. Tak tersentuh.
……
"Saya sayang Rika", aku selalu mengingat itu, mengingat caramu
berbicara padaku, mengingat jelas suaramu, mengingat jelas intonasimu. Aku tau
itu tulus. Kamu tidak berbohong.
Dadaku rasanya sesak.
...
Tentang
janjimu yang ingin menemukan aku, dimanapun aku berada di muka bumi ini.
H, Tahukah kau, aku pun ingin menemukanmu, dimanapun kau berada di muka bumi ini.
Tapi
bukan karena kita tak mampu melakukannya. Tapi karena kita menahan diri, dan
memilih tak menunaikan janji itu.
Apa
yang salah? Tak ada. Tak ingin menyalahkan apa-apa. Kau tahu bukan, hidup
memang tak sekedar soal kebahagiaan sahaja. HIdup juga soal belajar. Belajar
menerima, belajar menghadapi kenyataan. Belajar untuk tak marah dengan waktu.
H, tahukah kau, di
setiap tengah malam keterbangunanku. Hanya ada dirimu yang bisa aku bayangkan.
Kau ada begitu dekat, hingga dapat aku rasakan, harum tubuh
dan warna kecoklatan kulitmu.
…..
H, mencintai bisa jadi merupakan satu kesatuan utuh dengan
perasaan ingin memiliki.
Tahukah kau H, aku mencintaimu, tapi aku hanya mampu
mencintai dan memiliki bayangan.
Aku tidak ingin selamanya seperti itu. Aku ingin memiliki,
utuh, seseorang. Bukan bayangan.
Engkau selalu berkata: semoga aku mendapatkan jodoh yang
terbaik. Dan aku selalu berkata: semoga engkau berbahagia di sana.
H, hari ini aku harus menjalani hariku. Berharap aku
menemukan satu lagi, seseorang dengan radar sama. Yang akan membuat tawa ini
lagi. Yang akan membawa debar ini lagi. Seseorang yang akan mengubah
hari-hariku. Seseorang yang padanya aku ingin berhenti mencari. Melewatkan sisa
hidupku bersamanya. Sampai maut memisahkan.
H,
aku tak tahu harus berharap apa. Aku hanya mampu berdoa yang terbaik. Aku takut
salah lagi memohon. Tuhan Maha Mengetahui. Cukuplah. AKu berserah diri.
Jakarta, Juli 2013
……
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation