“ There must be,
uncomfort feeling, awkward moment when you wake up in the morning, on different
bed, as usual. Feel different smell of the air that you take.”
But I always miss that feeling, sometimes trying
to repeat once, and once more.
Penginapan di Gili
Trawangan, Lombok
Dalam liburan berdua kawan ini, saya berkenalan dengan dua orang
pria. Duo laki-laki yang sedang dalam rangka tugas kantor dan menginap di
Daerah Senggigi. Mereka iseng ke Gili Trawangan, berencana pergi pagi
dan pulang sore. Siapa sangka, ombak sungguh tak bersahabat. Tak ada lagi perahu yang akan mengangkut
penumpang kembali ke Lombok sore itu.
Begitu menginjakkan kaki di Gili
Trawangan, atmosfir liburan langsung terasa. Seperti terlepas dari rutinitas
dunia. Hilir mudik manusia berseliweran. Jogging, jalan kaki, naik Cidomo,
maupun bersepeda. Menengok ke sekeliling
pantai, ada yang berjemur, baru pulang snorkeling, berenang, penduduk lokal
dengan perahu-perahunya. Pasir putih dan
langit biru melatarbelakangi. Ah surga dunia.
Sore itu, setelah perkara ombak besar yang bikin merinding itu,
keberuntungan mengampiri saya kembali. Sempat
bingung dan bengong pada banyaknya tawaran penginapan dari abang-abang, dan
mbak-mbak yang menghampiri. Kami berempat sepakat mengikuti seorang mas-mas
dengan penawaran termurah, 100 ribu/malam. Perlu jalan kaki sekitar 10 menit
dari jalan utama. Tak menghadapa
langsung ke pantai, tapi justru letaknya yang agak pelosok ini memberi ketenangan
dari hingar bingar deretan kafe di pantai.
Pemilik penginapan ini menyulap sepetak tanah kosong di halaman
rumahnya menjadi beberapa kamar. Lebih mirip bungalow dan lebih pantas disebut
petakan. Bersih, kasur spring bed, twin, kipas angin, serta kamar mandi dalam. Di
pagi hari, pemilik dengan senang hati menyediakan teh manis hangat, serta air
panas. Nilai kurang hanya air di kamar mandi yang terasa asin.
Penginapan di Gili Trawangan, Lombok |
Berpose di depan kamar |
Mony hostel,
Singapore.
Ada cukup banyak hostel murah di Singapur, sayangnya
sepanjang penjelajahan saya di dunia maya, hostel murah dengan fasilitas
lumayan itu ada di daerah Geylang, sebuah daerah dengan reputasi kurang baik.
Bolak balik membaca review, akhirnya pilihan saya jatuh pada
Mony Hostel dengan pertimbangan harga masih terjangkau, lokasi strategis dan
tidak di Geylang, pun punya desain interior yang unik. Aslinya ketika melihat dengan mata kepala
sendiri, ya memang ‘nyeni’.
Entahlah, mungkin warga Singapore memang taat sangat pada aturan.
Saya check in jam 1 pagi, dan masih harus menghabiskan waktu hampir satu jam
untuk proses administrasi, penjelasan mengenai aturan di hostel tersebut, dan
diajak berkeliling hostel demi menunjukkan letak toilet, tempat mandi, bar,
tempat makan, ruang rekreasi, sampai pada tata cara meminjam payung, menyalakan
dan mematikan lampu, membuat breakfast, sampai
cara membeli air minum.
Begitu masuk kamar, saya disambut dengkuran laki-laki. Sangat
sempit, ukuran kamar hanya sekitar 3 X 3 meter, diisi dua tempat tidur tingkat.
Kamar ini tanpa kunci, dan barang berharga diletakkan di loker yang berada di luar kamar. Malam
berlalu bersama lantunan dengkur tetangga yang tempat tidur yang sepertinya
tidak menyadari kedatangan teman sekamar.
Pengalaman buruk datang keesokan harinya, saat selesai mandi,
saya menyadari kamera DSLR saya raib. Entah hilang di hostel ini, entah
ketinggalan di taksi saat menuju hostel. Entahlah….
Sarapan pagi bikin sendiri |
Ruang rekreasi |
Tempat bersantai di lantai 2 |
Taman sekaligus ruangan untuk makan pagi |
Hotel Pelangi,
Semarang.
Hal utama yang menjadi superioritas Hotel Pelangi ini adalah letaknya
yang persis di seberang Stasiun Tawang , Semarang.
Tiba di Semarang pukul 1 dini hari, jalanan di depan stasiun Kereta Api Semarang
sudah sangat sepi. Kawan saya lalu mendial nomor telepon hotel ini. Di seberang sana, pegawai hotel menyambut
telpon dengan ramah. Kamar kosong masih
tersedia. Terlalu ngantuk dan lelah untuk
berpikir, saya dan kawan segera menuju ke sana.
Kamar saya terletak di lantai dua, dilengkapi AC, tidak
termasuk breakfast, hanya tersedia teh hangat di pagi hari. Letak kamar mandi yang
berada di luar membuat hotel ini lebih terkesan seperti kos-kosan.
Ruang tengah |
Lobby hotel |
*review ini sebatas
yang penulis alami. Tentu saja berisi penilaian subjektif penulis. Tidak ada unsur
promosi dan atau iklan sama sekali.
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation