Pulau Samalona

Pulau Samalona



“Dua tahun lalu pulau ini masih bagus, tidak seperti sekarang”, seru seorang kawan, asli Makassar, dengan wajah durjana.
          Bagi saya ini adalah pengalaman pertama berkunjung ke Pulau Samalona, sebuah pulau kecil yang terletak di sebelat barat Kota Makassar, tepatnya di Selat Makassar. Kunjungan ini sebagai ritual yang hampir tak pernah terlewatkan kala berkunjung ke suatu tempat.  Mencari laut, pasir putih, dan ombak. Pulau kecil ini dimiliki hanya 9 keluarga. Tak ada apa-apa di sini, selain beberapa pondok yang bisa disewa, dan alat snorkeling seadanya.
Kala melihat jam tangan, matahari pastinya sudah beranjak di atas kepala, perkiraan saya.  Saat memandang ke atas, hanya ada awan dan hujan tipis yang menyambut kedatangan saya dan kawan-kawan Bloofers Makassar. 
hancur berantakan (bukan orangnya loh :p)

                Hal pertama yang cukup mengecewakan saya  adalah kondisi kebersihan pulau ini. Karena hanya dihuni dan sekaligus dimiliki oleh 9 keluarga, yang sepertinya juga masih memiliki hubungan keluarga antara yang satu dengan lainnya,  maka secara otomatis mereka harus secara mandiri mengelola segala sesuatu, termasuk limbah. Sayang, rupanya mereka kurang cakap, banyak sampah-sampah plastik berjejalan dibawah rumah-rumah yang juga dibangun tidak teratur. Misal belakang rumah yang satu bisa langsung berhadapan dengan depan/teras rumah yang lain.  Pulau Samalona tidak luas, hanya kira-kira 2 hektar. Tak sampai setengah jam,  selesai sudah saya mengelilingi pulau ini.
                Hal paling mencolok yang saya perhatikan adalah bekas abrasi. Lihatlah gambar Pulau Samalona yang dua tahun lalu, yang berhasil saya peroleh di internet. Dan bandingkan dengan gambar yang berhasil saya abadikan saat berkunjung ke sana Februari 2013 lalu. Jembatan dan dermaga kecil yang menyambut kedatangan pengunjung sudah hancur.  Tak kurang dari 5 meter, tebakan saya secara kasat mata. Memang  tak main-main ombak yang menghantam pulau ini setiap menitnya.  Bekas ambrasi terlihat jelas hampir di seluruh sudut pulau. Entahlah untuk beberapa tahun lalu, saya tak berani membayangkan seberapa jauh lagi abrasi yang akan terjadi.
       Sehabis dhuzur, selesai mandi di laut, seusai makan dan sholat, hujan, kali ini lebih deras, mengantar kepulangan saya dan kawan-kawan. Pulau Samalona semakin mengecil, dalam pandangan saya dan barangkali dalam makna harfiah. 
Jembatan yang masih utuh source

ada bagian jembatan yang sudah memisahkan diri dari pantai

tanggul penahan abrasi di sekeliling pulau

Post a Comment

1 Comments

  1. Kayaknya kalau untuk snorkling not worthed deh. Saran saya, coba searching pulau-pulau lain yg di sekitar Makassar juga. Samalona bukan satu-satunya pulau di sekitaran Makassar. Sapa tau nemu tempat snorkling yg lbh oke

    ReplyDelete

thanks for your comment.

will be shown after moderation