Alkisah lima orang penjelajah dari Indonesia menjelang siang itu tiba
di sebuah tempat peribadatan. The Big Buddha Phuket. Letaknya jauh di
perbukitan. Syukurlah si skuter sewaan mampu mengangkut kami melewati jalan
berliku lagi menanjak, namun untungnya mulus.
Sesampainya di
The Big Buddha, para monks masih
menjalankan ibadah di altar yang menghadap ke pintu. Di sisi kiri dan kanan
dinding bangunan bertebaran patung, aneka ornamen, souvenir untuk dijual,
poto-poto berbingkai, serta berbagai informasi berbahasa Inggris dan Thailand.
Tak tertarik, saya langsung menaiki tangga menuju bagian yang lebih tinggi. The
Big Buddha ada di sana.
Selainnya, masih ada puluhan bahkan mungkin ratusan patung Buddha dengan
berbagai pose. Ada
pula patung Buddha yang terbuat dari emas.
Letaknya yang
tinggi, di
atas Bukit Nakkerd, membuat
The Big Buddha menjadi tempat pilihan untuk menyaksikan city view Phuket. Puas berpoto, tentu saja dengan berbagai gaya dan latar berbagai
pemandangan, saya kembali menuruni tangga. Beberapa monks sedang menikmati makan siang. Sisanya sedang melayani
pengunjung;, beberapa masyarakat lokal dan turis yang sedang memberi sedekah.
Para Biksu |
Lalu dimulailah
bagian paling menarik dari kunjungan ke Big Buddha ini. Mata saya tertuju pada
sebuah kotak koin perdamaian. Seorang bapak sedang memilha-milah uang koin
tersebut. Biasa kalau jalan-jalan dan
menemukan kotak berisi koin dari seluruh dunia, saya tak ingin
ketinggalan sumbangsih untuk mengenalkan rupiah. Maka saya pun membukan dompet.
Sayangnya tak banyak uang koin rupiah yang saya bawa. Ada dua ratus perak. Ya sudah, saya masukkan
saya ke kotak tersebut. Bersamaan denga jatuhnya koin dua ratus perak tersebut,
Si Bapak kaget, lalu menoleh ke saya. Ia kemudian mengambil koin yang tadi saya
masukkan. “Where do you came from?”. “Indonesia”, saya jawab pasti. Dia
lalu meneliti lagi seratus perak yang saya sumbangkan tadi.
Koin dari seluruh dunia |
Di luar dugaan,
si bapak sangat appreciate dengan tindakan
saya tersebut. Ia lalu memanggil beberapa orang, yang saya tebak sebagai bodyguardnya. Dan diajaklah kami semua
berpoto bersama. Setelah berpoto, saya menyempatkan sebentar untuk membaca
silsilah The Big Buddha. Dan betapa kagetnya saat saya menemukan sebuah tulisan
berjudul “The Man Who Is Creating The Buddha Statue” disertai dengan foto dan
riwayat hidup singkat si Bapak.
Souvenir "Handbook of Mankind' |
Lalu tak lama, ada
seseorang yang mencuil saya. Mengarahkan bahwa si Bapak sudah menunggu kami di
bagian souvenir. Masing-masing dari kami mendapat cenderamata “Handbook fo
Mandkind”, sebuah buku mengenai dasar-dasar ajaran Buddha. Tak sampai di situ.
Si Bapak lagi-lagi mengajak foto bersama. Ia memanggil beberapa bodyguardnya,
mempersiapkan kamera, mengajak istri dan anaknya, serta kami semua berfoto tepat
dengan latar belakang The Big Buddha. Sesi ini sempat memancing perhatian
beberapa pengunjung. Mungkin kami semua dikira sebagai tamu penting :p.
Jadi nanti kalau
Kawan jalan-jalan ke Phuket, lalu mampir ke The Big Buddha. Lihatlah bagian deretan
foto di dinding. Mungkin Kawan akan menemukan foto 5 orang penjelajah dari Indonesia
terpampang di sana
:)
Foto Bersama |
City View |
The Man Who is Creating The Statue |
1 Comments
lanjut lagi mbak ceritanya
ReplyDeletesalam
http://niaputrinia.blogspot.com/
thanks for your comment.
will be shown after moderation