At night market |
Sore itu saya terbang dari Ho Chi Minh City ke Hanoi menggunakan penerbangan lokal Vietjet Air. Pukul 7 malam, saya sampai di bandara No Bai, Hanoi . Bandaranya cukup besar, ada deretan resto, counter maskapai penerbangan, money exchange (kalau di Indonesia disebut money changer), dan beberapa tourism information. Namun saya tidak menemukan counter pemesanan taksi. Setelah bertanya, ternyata untuk mengggunakan jasa taksi, penumpang tinggal menunggu di sisi luar gedung. Mirip di Bandara Soetta, begitu keluar pintu, akan banyak orang yang menghampiri dan menawarkan jasa taksi.
Waktu itu saya memilih jasa yang ditawarkan seorang gadis yang mengenakan pakaian tradisional, kelihatan cukup meyakinkan. Saya akan menuju daerah Old Quarter, yang merupakan pusat
Alhamdulillah prasangka saya tersebut tidak benar. Saya mulai bisa menepis keringat ketika suda masuk daerah pemukiman yang ramai. Begitu sampai, saya disambut sepasang suami-istri muda yang sangat ramah. Mereka adalah pemilik penginapan yang sebenarnya merupakan ruko yang disulap menjadi kamar-kamar hotel. Saya kena charge 14 USD/night. Dari segi fasilitas, sebenarnya penginapan ini tergolong mahal. Tapi memang sejak awal saya prefer tinggal di private room ketimbang dormitory yang ditawarkan hostel-hostel. Repot banget kalau saya tidur pun harus mengenakan jilbab.
Sambil menikmati secangkir hangat teh Vietnam , saya ngobrol dengan pemilik hotel. Rupanya sedang ada Night Market di sepanjang jalan Dong Xuan, Hang Ngang dan Hang Dao. Pasar malam ini hanya buka dari hari Jumat sampai Minggu. Cukup berjalan kaki lebih kurang 10 menit, saya tiba di keramaian. Pemilik hotel membekali kami dengan sebuah peta yang menunjukkan alamat hotel.
Saya hanya keliling, membeli beberapa penganan kecil, seperti jagung rebus yang digoreng lagi bersama ebi. Saya gak tahu namanya apa, yang jelas rasanya enak banget. Plus membeli buah yang rasanya mirip bengkuang, lagi-lagi saya tak tau namanya apa. Buah ini dijajakan paling banyak di pasar malam tersebut. Tapi rasanya kurang cocok dengan lidah saya.
Menurut saya kualitas barang yang ditawarkan seperti pasar kaki lima kebanyakan. Tak banyak yang saya beli, hanya sebuah lampu tidur yang desainnya saya suka banget, seharga 60.000 VND. Dan karena saya hanya membawa sebuah jaket tipis dari Jakarta sedangkan cuaca Hanoi masih berkisar dibawah 10°C, tak lupa saya membeli sebuah mantel seharga 350.000 VND.
Tepi Danau Hoak Kiem di malam hari |
Saya pun harus menyimpan energi untuk perjalanan besok. Tujuan saya adalah Halong Bay , salah satu tempat yang membuat saya bela-belain ke Hanoi .
Bagaimana kisahnya, nantikan postingan saya selanjutnya :D
Bagaimana kisahnya, nantikan postingan saya selanjutnya :D
Jagungnya enyak enyak... |
Berpose di depan penginapan |
2 Comments
Aih...masa sih? Aku kebanyakan baca detik travel kali yak :P
ReplyDeleteEh baru sadar, itu nama kakak kok berubah dari Yow jadi Tama. Ada apa gerangan?
Halo Haby, bisa aja sih. Boleh kontak langsung via email? atau klik tautan twitter saya :)
ReplyDeletethanks for your comment.
will be shown after moderation