Ini cerita lanjutan dari posting sebelumnya
Catatan Perjalanan Hanoi Part 1
|
Akhirnya sampai Halong Bay |
Hari ini jadwal saya adalah ke
Halong Bay. Saya menggunakan jasa one-day tour dengan biaya 23 USD, all include. Makan siang, transportasi mobil dan kapal, serta biaya masuk. Saya tinggal lenggang kangkung saja.
Halong Bay itu obyek wisata paling terkenal di
Hanoi. Kawan gak perlu khawatir atau pesan jauh-jauh hari. Waktu itu saya hanya menanyakan via email ke hotel mengenai biayanya, dan baru deal begitu sampai di
sana.
Kalau malas menggunakan tour, sebenarnya Kawan bisa menggunakan jasa bus umum menuju Pelabuhan Halong. Namun berdasarkan informasi yang saya peroleh, waktu tempuh akan lebih lama 1-2 jam karena rute bus yang memutar. Kalau menggunakan tour, saya mulai berangkat jam 9 dan sampai dipelabuhan jam 1 siang. Itu pun di tengah jalan, rombongan sempat mampir ke sebuah sentra kerajinan tangan di Provinsi
Da Nang. Sebagian besar pengrajin di
sana adalah disabled people yang menjadi korban Perang
Vietnam. Cendera mata yang mendominasi adalah bebagai rupa barang hasil tenunan
|
Para Pengrajin sedang berkarya |
Sesampai di pelabuhan Halong, saya melanjutkan perjalanan menggunakan kapal. Satu dek utama di dalam kapal berisi jejeran meja makan.
Yap, sembari kapal melaju saya akan menikmati makan siang ditemani pemandangan menakjubkan.
Ada sajian ikan, kerang, udang bakar, tempura, dan lumpia yang tidak saya sentuh karena tidak halal. Tak ketinggalan nasi hangat yang disajikan di dalam mangkuk dilengkapi sumpit. Tentu perlu perjuangan ekstra untuk mengambil nasi menggunakan sumpit. Hasilnya tak banyak yang bisa saya masukkan ke dalam perut, padahal selama perjalanan hanya di dalam kapal inilah saya makan nasi.
|
Inside the boat |
Komentar saya, Halong Bay such a mystical place. Udaranya sejuk, cuaca berkabut, dan teluk itu dikelilingi pulau-pulau kecil. Seperti latar film-film silat jaman dulu itu loh. Menurut si abang pemandu, hanya beberapa hari di musim panas (sekitar Juni atau Juli) kita dapat menyaksikan Halong Bay tanpa kabut. Dan setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, saya jadi membandingkan dengan Bromo. Dan (menurut saya loh) bagusan Bromo malah :p.
Kapal berhenti di sebuah perkampungan terapung. Mungkin kalau di
Indonesia mirip perkampungan Suku Bajau. Di antara rumah-rumah terapung itu juga terdapat sekolah dan kantor pemerintahan. Banyak pula wanita penjaja buah-buahan dan mutiara yang menawarkan dagangannya dengan menggunakan perahu kecil. Saya memanfaatkan waktu dengan naik perahu kecil yang dikendalikan oleh wanita penduduk lokal. Alternatif lain, Kawan bisa mencoba naik
kano.
Setengah jam berlalu, kapal membawa saya menuju pemberhentian selanjutnya. Sebuah gua yang paling indah diantara ratusan goa yang terdapat di Teluk Halong. Goanya sangat besar, terdiri dari stalaktit dan stalagmit dengan bentuk berbagai rupa. So Tremendous!. Sembari menikmati pemandangan, telinga saya ditemani celoteh Abang Pemandu sejarah dan mitos-mitos mengenai berbagai bentuk bebatuan di goa tersebut.
Ada juga kolam harapan dimana pengunjung bisa melemparkan koin sambil memohon permintaan. Konon permintaan tersebut akan terkabul.
|
Di dalam goa |
Sayang, karena ikut tour, semua sudah terjadwal dan terkesan tergesa-gesa. Mata saya pun harus awas melihat bendera yang dipegangi Abang Pemandu yang jalannnya super cepat diantara ratusan turis yang berjubel dan banyaknya bendera serupa dari tour-tour lain yang ada.
Pulangnya dari Halong Bay, saya dianterin Abang Pemandu yang ramah bin ganteng itu untuk kembali ke penginapan. Masih pukul 8 malam, saya tak menyia-nyiakan kesempatan. Saatnya menikmati malam kedua di Hanoi.
Well..meski bukan sinetron, cerita selanjutnya saya sambung ke postingan berikutnya ya :)
|
Such A Mystical Place |
|
Kolam harapan |
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation