Kalau mau makan keluar, selalu deretan pertanyaan di bawah
ini keluar dari mulut saya atau suami.
“Mau
makan dimana kita?”
“Mau
makan dimana malam ini?”
“Lah
kamu mau makan apa? “
“
Terserah aja mau makan apa?”
“
Aduh bingung ni, mau makan dimana kita?”.
Begitulah, karena kami
sekeluarga termasuk sering makan di luar rumah.
Minimal seminggu ada 2-3 kali makan sekeluarga di luar rumah. Karena saya emang gak punya asisten rumah
tangga. Jadi kalau pengen istirahat atau sedang sibuk, berarti saya gak masak.
Kalau saya g masak, pilihannya ya beli bungkus, pesan go-food, atau makan keluar.
Pilihan-pilihan yang selalu saja membuat saya dan suami kebingungan. Bosan,
eneg, jauh, ramai, atau tidak sesuai
budget. Itu adalah alasan kami menolak makan di suatu rumah makan.
Sedangkan
yang jadi pertimbangan kami memilih makan langsung suatu restoran :
1.
Pertama,
selera atau sedang ingin makan apa saat itu?
2.
Lokasi
rumah makan yang jauh atau tidak dari rumah
3. Restoran/ Tempat makannya nyaman gak untuk makan
sekeluarga dengan anak kecil/balita
4.
Biaya makan di restoran atau rumah makan sesuai
budget.
Sementara
di Samarinda, entah mengapa tak banyak restoran atau tempat makan yang memenuhi
empat kriteria tersebut bagi kami. Apalagi sekarang banyak yang bermunculan itu
restoran/rumah makan dengan menu korea yang langsung masak di tempat/BBQ. Kami
jarang sekali makan di restoran dengan menu korea. Alasan pertama, karena tak sesuai selera saya
dan suami. Kedua, perlu kewaspaaan tingkat tinggi karena bawa bayi dan balita,
sementara kami harus memasak sendiri makanannya di meja. Lengah sedikit saja,
tangan anak bisa menyentuh pemanggang atau kompor yang sedang menyala.
D’Penyetz & D’Cendol Samarinda
Jln.
Gatot Subroto, Samarinda
Jln
Abdul Wahab Syahranie No.23, Samarinda
Harga
makanan dan minuman : 8K – 60K
Nah, soal tempat makan favorit,
diantara sekian rumah makan yang masuk list kami, adalah Restoran D’Penyetz n
D’Cendol. Memang kebanyakan rumah makan/restoran yang masuk list langganan kami
makan adalah restoran tipe frenchise ataupun cabang. Termasuk D’Penyetz and
D’Cendol ini. Di Samarinda, rumah makan D’Penyetz and D’cendol ini memiliki dua
cabang, yakni di Jalan Gatot Subroto dan di Jalan AW Sjahranie.
Spot Foto do D'Penyetz & D'Cendol |
Pertama, soal rasa dan menu.
Menu Rumah Makan D’Penyetz & D’Cendol ini banyak banget variasinya. Mulai
dari bakso, seafood, nasi goreng, segala
jenis cendol, penyet-penyetan, mulai dari olahan ayam, bebek, hingga olahan
Iga. Cocok kalau sebagai tempat makan
ramai seperti meeting, ulang
tahun, makan siang dengan rekan kerja,
hingga makan bersama keluarga. Karena semakin banyak menu, tentu memudahkan
untuk memilih makanan sesuai selera. Cocok juga untuk traktiran karena banyak
menu lauk-pauk yang tetap bisa dishare.
Favorit suami saya ayam-ayaman yang punya banyak variasi sambal, mulai sambal
penyet hingga sambal rica-rica. Kalau saya sendiri menyukai olahan iga goreng
dan nasi goreng khas D’Penyetz & D’Cendol.
Jangan lupa untuk memesan cendolnya yang punya banyak varian. Favorit saya : Cendok Durian!.
Selain menu yang bervariasi,
rasa makanan di D’Penyetz & D’Cendol ini hampir tidak pernah mengecewakan.
Hanya sekali saya pernah pesan bakso penyetnya yang rasanya biasa aja, tapi
tetap bisa dimakan.
Kecepatan pelayanan. kalau boleh
saya kasih penilaian, akan saya kasih nilai Very
good. Kecepatan pelayanannya sangat cepat. Sepertinya rumah makan ini punya
SOP mengenai waktu maksimal penyiapan makanan sejak dipesan.
Ruangan dan desain interior.
Ruangan cukup cozy, berAC, ada baby chair,
toilet bersih, meja dan kursi banyak, sehingga kalaupun sedang peak hour, tetap
dapat tempat duduk dan meja, juga tersedia musholla. Biasanya di bulan
ramadhan, D’Penyetz & D’Cendol ini selalu full reserved.
Parkiran. Area parkirannya tergolong sempit,
dibandingkan dengan kapasitas kursi dan meja tempat makan. Apalagi saat peak hour, seperti lunch time atau dinner time,
parkiran hampir selalu penuh.
disclaimer : postingan ini tidak berbayar. Murni
pengalaman pribadi penulis. Tanda # pada judul hanya menunjukkan urutanpostingan, bukan peringkat rumah makan di Kota Samarinda.
Samarinda, November 2019.
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation