“ There must be,
uncomfort feeling, awkward moment when you wake up in the morning, on different
bad, as usual. Feel different smell of the air that you take.”
But I always miss that feeling, sometimes trying
to repeat once, and once more
Lagi-lagi,
saya masih punya kesempatan untuk melanjutkan serial where will you stay? ini.
Yang artinya, saya masih punya diberi kesempatan untuk menginap di
tempat-tempat baru. Alhamdulillah.
HOTEL RODITHA,
BANJARBARU, BANJARMASIN, KALIMANTAN SELATAN
Jln. Ahmad Yani KM 36,
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714
Ini pengalaman pertama saya berkunjung ke Kalimantan Selatan. Berangkat jumat pulang minggu, saya bahkan gak sempat ke Banjarmasin. Saya cuma
ke Banjarbaru, karena saya akan menghadiri acara di Universitas Lambung
Mangkurat. Sepanjang perjalanan dari Bandara, yang kebetulan terletak di
tengah-tengah antara Banjarmasin dan Banjarbaru, saya sangat excited, karena Kalimantan Selatan sepi
banget (dibandingkan dengan Kalimantan Timur)!.
Apalagi di Banjarbaru, walau saya gak sempat explore kemana-mana,karena males dan saya hanya pergi sendirian,
lalu lintasnya sangat lengang. Hanya
terlihat ramai pada jam pergi dan pulang kantor aja.
kamar- Hotel Roditha Banjarbaru |
Kembali ke
review hotel Roditha Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Jadi, memang tak banyak chain hotel well-known di
Banjarbaru ini. Berbeda dengan Kota Banjarmasin yang punya pilihan hotel lebih
banyak. Di Banjarbaru cuma ada Novotel, yang persis di dekat bandara dan jauh
dari pusat kota banjarbaru, kemudian ada Fave Hotel Banjarbaru, yang rate nya
terbilang murah, dan ternyata masih cukup jauh juga ke pusat kota (Q Mall
Banjarbaru),
Lokasi
hotel Roditha paling menguntungkan karena terletak dekat sekali dengan
Perempatan Tugu Ahmad Yani, persis di seberang Auditorium Universitas Lambung
Mangkurat. Kalau boleh dikasih bintang, saya kasih bintang lima untuk lokasi
Hotel Roditha Banjarbaru ini. Meski bukan chain
hotel nasonal, tapi di Kalimantan Selatan, Hotel Roditha punya beberapa
cabang. Harga menginap per malamnya antara 350K-450K.
Lobi- Hotel Roditha Banjarbaru, Banjarmasin |
Ukuran
kamar luas, dengan ornament yang (keliatan) sudah berumur. Selain amenities standard, kamar Hotel
Roditha juga dilengkapi kulkas, yang
baru nyala kalau tamu request. Jadi saya terpaksa telepon resepsionis dulu, dan
nanti ada bagian layanan servis yang datang untuk menyalakan kulkas, karena
lokasi socket listriknya ada di belakang lemari, sehingga lemarinya harus
digeser dulu.
Highlight satu lagi dari Hotel Roditha,
yakni menu sarapan paginya yang beragam dan enak-enak. Sedikit di atas standard
hotel bintang tiga (3).
Selama di
Banjarmasin, selain menghadiri acara utama, saya cuma sempat jalan ke Qmall Banjarbaru, ke Pasar Martapura
yang banyak pilihan oleh-oleh, dan Ke Makam KH. Zaini di Martapura, Kalimantan
Selatan. Makam KH. Zaini ini akrab
disebut Makam Guru Sekumpul. Sebenarnya
gak ada rencana ziarah, tapi begitu searching
di google, ternyata Makam Guru Sekumpul ini merupakan atraksi yang paling
dekat. Naik gojek dari Makam Guru sekumpul ke Hotel Roditha Banjarbaru
ongkosnya hanya 15 ribu rupiah.
Mungkin detail cerita saya jalan-jalan ini lengkapnya akan saya
ceritakan di postingan yang lain.
Kamar Twin Hotel Roditha |
Lobi Hotel Roditha Banjarbaru, Banjarmasin |
HOTEL IBIS STYLE BRAGA,
BANDUNG
Jln. Braga NO.8,
Braga, Bandung, Jawa Barat, 40111
Jadi
saat merencanakan akan liburan ke Bandung, saya sudah mengerucutkan pilihan,
hanya akan menginap di hotel daerah Braga. Alasannya : Lokasi strategis ke Asia
Afrika dan Alun-Alun Bandung. Enak kalau mau jalan kaki terutama di malam hari.
Di Braga, cukup
banyak pilihan hotel. Yang famous, Ibis Style, Artotel, Aston, dan Fave
Hotel. Yang sesuai budget ya Fave Hotel
dan Ibis Style. Dari hasil melihat review dan komentar positif akhirnya saya
memutuskan memesan hotel Ibis Style Braga Bandung di tiket.com, apalagi waktu
itu ada promo tambahan diskon 15% dari rate awal. Lumayan banget.
Morning View dari Kamar Hotel |
So far, semuanya oke. Hotel bersih, bagus, wangi, staf ramah, dengan lokasi
strategis. Yang sangat biasa hanya sarapan pagi. Biasa bukan berarti mengecewekan ya. Jadi
tetap sesuai standard bintang 3. Ada sereal, bread, salad sayur, buah yang gak
terlalu banyak pilihan, nasi dan lauk pauk, kue-kue dan buah yang bisa dibikin
coklat fountain, bubur-bubur manis, bubur ayam, dan dua lagi pilihan makanan
yang berbeda di tiap hari. Satu pilihan makanan kebarat-baratan. Hari pertama
saya cobain fettucini nya, yang ternyata sangat keras dan sudah dingin. Bikin
kapok untuk nyobain makanan ala westernya di hari kedua. Breadnya juga ga banyak pilihan. Membuat saya dan suami gak
excited untuk sarapan di hari kedua. Kalau saya pribadi, barangkali karena saya expected
too much, jadi ketika sarapannya biasa aja, malah kecewa.
Lobby Ibis Style Braga Bandung |
Selain sarapan, hal kedua yang
mau saya ceritakan yakni kolam renangnya. Kolam renang anak Hotel Ibis Style
Braga terletak di roof top hotel. Pada hari sabtu dan minggu, kolam renang
dibuka seperti biasa. Nah waktu itu kebetulan kami liburan pada hari senin.
Ketika sampai di lantai atas dan keluar lift, ternyata pintu menuju kolam
renang dikunci. Ada instruksi kami harus menelepon resepsionis dulu untuk
menggunakan kolam renang. Setelah ditelepon, info dari resepsionis, kalau kami
harus menandatangi inform consent terlebih dahulu untuk penggunaan kolam renang
pada weekday, dengan alasan gak ada penjaga kolam renang di hari kerja. Jadi
kami turun ke bawah dulu, Setelah tanda tangan inform konsen, balik lagi ke
atas, pintu menuju kolam renang udah dibukakan. Eh begitu sampai atas, ternyata
anginnya gak santai. Amni main langsung nyebur aja ke kolam renang. Si bapak
ikut nyebur. Dan ternyata gak sampai 10 menit, mereka keluar kolam renang. Air
kolam renang dingin banget. Dinginnya benar-benar gak santai. Gak sampai 30
menit berada di roof top, kami balik lagi ke kamar, dengan baju basah,
kedinginan, tapi batal berenang.
bangunan asal Hotel Wilhelmina |
Sekarang cerita soal bangunan
Ibis Style Braga yang ternyata pemugaran
dari bangunan lama Hotel Wilhelmina yang udah dibangun sejak tahun 1926. Hotel
Ibis Style Braga dekat banget sama Bank Jabar dan tentu saja Alun-Alun. Tepat
di samping hotel ada Kimia Farma, lalu ada Starbucks. Kalau malam, di hari-hari
tertentu, halaman depan hotel ibis style dijadikan restoran terbuka yang
bergaya klasik. Jadi saat menginap, dan bingung mau kemana, malam hari nongkrong
di restaurant depan hotel juga udah oke banget.
Yang juga menarik perhatian saat malam hari adalah ada Gerobak Bacang
Panas tepat di samping hotel. Saya lihat di Google, jualan bacang ini masuk
Google MAPS. Dengan udara Bandung yang dingin, sementara dari gerobak meruak
asap bacang panas, aromanya sedap, yang beli pun ramai. Saya curiga BacangPanas Braga ini cukup terkenal. Sayangnya, saya agak ragu mencoba karena takut
gak halal. Alasan kedua, karena sudah
makan malam dan kenyang. Yang jualan bacang keliatan mas-mas berkulit coklat
(bukan berwajah Chinese), dan di gerobak bacang ada gambar-gambar ulama, walau
saya gak tahu persis siapa.
Next, yang juga berkesan di Ibis
Style Braga Bandung adalah lobi yang terdapat playground sederhana tapi cukup
luas. Anak-anak gak riweh kalau harus nunggu lama di lobi.
Playground sederhana tapi cukup luas di lobi |
Samarinda, Agustus 2019
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation