Jadi ceritanya 11 tahun yang lalu, ketika masih menyandang status
mahasiswa (ketahuan kan kira-kira usia saya sekarang berapa), saya sempat
menjadi kontributor tulisan di Majalah Info Obat. Majalah ini sebenarnya majalah
popular yang, sesuai namanya, mengulas banyak seputar obat dan kesehatan. Sayangnya, majalah ini tak berumur panjang. Mungkin
hanya bertahan sekitar 1-2 tahun.
Beberapa hari ini saya sedang
mengulik folder tulisan jaman baheula. Ketemulah beberapa file tulisan saya di
Majalah Info Obat ini. Makanya dalam beberapa posting ke depan saya akan
publish kembali tulisan saya yang pernah dimuat di majalah ini, tentu dengan
sedikit editing agar lebih enak dan mudah dicerna.
Enzim Pencernaan : ”Si Pengolah Makanan yang Hebat”*
Pernah
dengan pepatah “you are what you eat”?. Barangkali kita gak asing dengan istilah tersebut. Memang kondisi tubuh kita terkait erat dengan
apa yang kita makan. Makanan yang kita makan akan diolah dengan baik dan
saripatinya diserap tubuh oleh sistem pencernaan.
Padahal ada berapa
jenis makanan yang kita komsumsi tiap hari? setiap jenis makanan terdiri dari
berbagai bahan. Lalu jika dihitung ada berapa banyak jenis bahan makanan yang
masuk ke dalam tubuh setiap hari ?. Puluhan, bahkan mungkin ratusan. Tugas
sistem pencernaan memang berat. Tak heran saat ini dimana jumlah diversitas
makanan semakin banyak, maka semakin meningkat pula jumlah penderita gangguan
pencernaan.
Picture Source |
Sebenarnya, Secara alamiah setiap orang memiliki enzim-enzim pencernaan yang berfungsi
mengurai segala jenis bahan makanan menjadi bentuk yang lebih sederhana agar
dapat diserap usus. Enzim pencernaan terdiri dari amilase, lipase dan protease.
Ketiga enzim tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Amilase mengubah
karbohidrat menjadi molekul gula, lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol, sedangkan protease berfungsi untuk mengurai protein. Masalahnya, usus
hanya mampu menyerap gula sederhana, asam lemak, dan protein. Sehingga apabila
makanan yang kamu makan memiliki struktur makin kompleks maka enzim akan bekerja
lebih keras dalam menguraikannya.
Proses pencernaan
makanan dipengaruhi oleh HCl (asam lambung), enzim pencernaan dan empedu. Enzim
pencernaan secara berkala disekresi oleh pankreas untuk mencerna bahan makanan
baik di lambung maupun usus kecil. Setelah kerja keras enzim mengolah segala
bahan makanan yang masuk. Selanjutnya giliran tugas asam desoksikolat (yang
disekresikan/dihasilkan) empedu yang berfungsi untuk melarutkan lemak dan
vitamin A, D, E, dan K sehingga akan mempermudah penyerapan oleh usus. Asam
desoksikolat ini juga berfungsi sebagai koleretik yang meningkatkan produksi asam
empedu.
Nah masalahnya,
dengan semakin kompleksnya makanan yang masuk atau gangguan metabolisme tubuh,
seseorang bisa kekurangan enzim pencernaan ini.
Lalu bagaimana
cara menambah enzim pencernaan di dalam tubuh? . Ya dengan mengkonsumsi enzim pencernaan tambahan dari luar tubuh. Obat golongan ini disebut obat digestan. Sumber enzim pencernaannya ya dari hewan (terlepas haram halalnya obat digestan ini ya). Soalnya emang belum ada teknologi donor enzim
pencernaan dari manusia ke manusia.
Obat digestan
umumnya mengandung pankreatin
dan pankrelipase. Keduanya berisi amilase, tripsin dan lipase. Produk obat
digestan di pasaran kerap dikombinasikan dengan vitamin-vitamin tertentu,
misalnya vitamin Bcomplex dan Vitamin K.
Namun perlu diingat bahwa obat digestan
berbeda dengan obat pencahar. Dimana mekanisme dari obat pencahar dengan
melembekkan feses atau merangsang defekasi (buang air besar) dan digunakan
untuk mengatasi masalah sembelit. Sedangkan konsumsi obat digestan penting untuk menjamin kelancaran
pengolahan makanan. Apabila pengolahan makanan lancar maka tubuh dapat memilah
mana yang diserap dan mana yang harus dibuang. Penyerapan nutrisi yang lancar
dan seimbang tentunya mampu memberikan efek positif terhadap kesehatan tubuh
kita.
Salam Sehat
* dimuat di Majalah Info Obat Edisi 6
tahun 2008
2 Comments
Wah inget pelajaran zaman SMP, amilase, lipase, dan protease...
ReplyDeleteYang agak sulit buat orang awam seperti saya itu ngecek kandungan makanan biar pencernaan kerjanya lebih ringan.
Btw, nice info.
hehehe iya. Biasanya semakin sedikit makanan tersebut diolah atau raw food (gak diolah sama sekali) semakin mudah dicerna oleh sistem pencernaan.
ReplyDeleteterima kasih sudah berkunjung
thanks for your comment.
will be shown after moderation