Daftar Belanjaan Hamil Anak kedua

Daftar Belanjaan Hamil Anak kedua


Hamil anak kedua dengan jarak lumayan dekat dari anak pertama. Kurang dari tiga tahun. Mau belanja lagi kebutuhan bayi-ibu atau menggunakan perlengkapan si kakak dulu?.

Kalau saya si both, ada barang yang dibeli, ada barang yang dipakai lagi. Jadi berhubung sekarang kehamilan sudah memasuki minggu ke 32 (usia kehamilan 8 bulan), saya udah obrak abrik barang-barang Amni yang sebelumnya sudah dimuseumkan. Alhamdulillah ada beberapa barang yang masih bisa digunakan, ada juga yang gak bisa digunakan seperti baju dan sepatu pre-walker yang motifnya cewek banget. Beberapa barang perlengkapan bayi malah sudah banyak saya pre-loved sale-kan seperti tas penyimpan ASI, mainan baby gym, alat sterilisizer, baby carrier, hingga botol dot.  Apa mau dikata, anak kedua ini memang unplanned. InsyaAllah ada saja rezeki untuk si adek.

pregnancy, belanja keperluan hamil
Pregnant shopping - ilustrasi : kisspng.com


Dan mulai Juni kemarin, saya juga sudah mulai mencicil bagian yang paling menyenangkan sekaligus tidak menyenangkan karena harus keluar uang. Yap, belanja perlengkapan bayi yang masih dibutuhkan.  Ada budget khusus buat belanja perlengkapan bayi dan ibu?. Tentu saja, saya sih mentargetkan belanja perlengkapan bayi (sebelum melahirkan) sekitar 2 jutaan aja.

Apa saja perlengkapan bayi yang saya beli ?.
well, ini daftarnya: 
-         
-          Bantal bayi

-          Baju dan celana newborn
-          Tas diaper kecil
-          Sarung dan kaos kaki bayi
-          Nose cleanser, pure baby kids, telon balsam
-          Sabun dan shampoo (belum dibeli)
-          Breastpad, yang washable dan yang sekali pakai
-          Pembalut ibu melahirkan
-          Kapas bulat-bulat
-          Kasa steril
-          Celana dalam hamil
-          Pemotong kuku bayi
-         Gendongan dari bahan kaos (geos). Sebenarnya saya masih punya gendongan ring sling bekas Amni dulu, tapi dipakainya susah banget, terutama saat anak masih bayi kiwis-kiwis, dan  belum bisa menggunakan baby carrier.  Menggendong bayi (terutama yang dibawah 3 bulan) dengan gendongan menurut saya it’s a must. Apalagi saya punya refleks tangan yang gak begitu bagus.
-          Baby bather (belum dibeli)
-          Pampers new born (belum dibeli)
-          Perlak ompol bayi
-          Inhalant untuk bayi, saya pilih pure baby kids. Sebenarnya sekaran sudah banyak pilihan ya untuk aromaterapi-aromaterapi yang aman untuk bayi. Cuma emang pure baby kids yang paling gampang ditemukan dan harganya cukup terjangkau.


     Hehehe, ternyata daftar belanjaannya banyak juga ya. Setelah dicek lagi, memang tak terlau banyak barang Amni yang masih bisa digunakan lagi, hanya : selimut tebal bayi, pompa ASI, botol kaca asi, beberapa sarung tangan dan kaos kaki yang masih  layak pakai, beberapa baju jumper Amni yang motifnya unisex, tas diaper besar, pemanas ASI, dan satu bantal bayi.

      Lalu dimana saya belanja perlengkapan bayi dan ibu sebelum melahirkan?.
      ya, saya belanja online dan offline.  Jadi karena saya tinggal di Samarinda, sementara online shop baby yang lengka dengan harga murah kebanyakn di Pulau Jawa, saya perlu memperhitungkan ongkos kirim. Ongkos kirim Jakarta- Samarinda menggunakan JNE dan JNT sekitar 40.000-46.000 .kg. Lumayan mahal kan?. Biasanya saya beli borongan sekaligus, supaya murah di ongkir, terutama untuk barang-barang bayi yang ukurannya kecil dan ringan. Tapi kalau barang-barang tersebut harganya tidak terlalu beda jauh, ada juga yang saya beli di toko babyshop di Samarinda. Langganannya ya di Toko Bobo Samarinda. Bukan karena harganya relatif murah, tapi lebih karena ada banyak cabang Toko Bobo di Samarinda, lengkap, dan tak ada toko babyshop lain selengkap Toko Bobo, di Samarinda.


    Well, tentu saja mempersiapkan segala perlengkapan dan peralatan ini hanya bagian party nya aja.  Now I have to face the real task, menghadapi proses melahirkan, yang walaupun saya sudah pernah mengalami, tetap saya cemas dan takut.
      
      Yap, semoga lancar dan sehat-sehat semua. Aamiin.


Samarinda, Juli 2018

Post a Comment

0 Comments