menulis selalu menjadi ruang untuk kembali

menulis selalu menjadi ruang untuk kembali


Setelah sekian tahun lalu menulis post 1001 alasan nge blog, sekarang saya masih aja stick untuk menulis.  Menulis selalu menjadi pilihan dan terapi yang berhasil, plus tentu saja murah (ketimbang harus ke psikiater, jalan-jalan, atau mengentertain diri sendiri).

Dan sudah dua minggu belakangan, saya enek banget dengan instagram. Dan sekarang malah bolak balik ngecek twitter, yang ternyata masih rame juga timeline nya. Seminggu yang lalu berhasil menamatkan satu buah novel dalam kurun waktu 3 hari. And I’m so happy.

 Barangkali memang saya bukan a visual person.Saya sangat menikmati membaca tulisan. Sebanyak apapun, setebal apapun, kalau tulisannya enak dibaca, rasanya sungguh sangat menyenangkan. Barangkali juga bawaan hamil, melihat timeline dan IG story, terlalu banyak nonton youtube,  malah bikin pusing dan mual.  . Semingguan ini juga rajin banget blog walking. Baca blog orang sampai berjam-berjam.

Ya biarkan saja saya menyalahkan hormon yang sedang turun naik secapat rollercoster bikin mood turun naik. Kadang bisa nangis sendiri tanpa sebab. Dan kegalauan memikirkan kehidupan setelah melahirkan nani, mau pakai ART, mau cari baby sitter, mau pakai jasa TPA, atau mau off kerja sementara waktu. Duh…duh..duh…biarkan saya melarikan diri dulu dengan menulis, membaca, menulis, membaca, menulis, membaca…..


Post a Comment

0 Comments