Belanda: Dari Kotak Air Anti Banjir hingga Daur Ulang Air Seni*

Belanda: Dari Kotak Air Anti Banjir hingga Daur Ulang Air Seni*

Apa yang kawan ketahui tentang Belanda? Kincir angin? Bunga Tulip? Dam? Kerajaan? Sepakbola? perguruan tinggi dan beasiswanya?. Well, hampir semuanya terkenal di Indonesia.

Barangkali, Belanda merupakan salah satu negara di Benua Eropa yang paling akrab di telinga orang Indonesia. Popularitas yang bisa jadi tak lepas dari kaitan sejarah masa lampau.

Terlepas dari masa lalu, Kini atau –kekinian-, kata yang belakangan akrab di kalangan pengguna media sosial, bolehlah kita melongok inovasi pada satu aspek penting kehidupan yang mendapat pengakuan dunia, bahwa Belanda memang jago soal pengelolaan air.

Kalau dulu soal mengeringkan lahan, dimana sejak abad ke 16 Belanda telah berhasil membangun dam-dam kokoh, mengeringkan danau, yang selanjutnya dijadikan lahan pertanian atau pemukiman penduduk.
Maka kini, bersamaan dengan pemanasan global dan naiknya permukaan air laut, Belanda punya pekerjaan rumah untuk mempertahankan sebagian besar wilayahnya agar tetap  kering. Sejak tahun 2007, Kementrian Lingkungan dan Infrastruktur Belanda telah mengembangkan Box Barrier, sebuah inovasi aplikatif untuk membendung/menahan banjir sementara waktu (temporary flood defends barrier).
Prinsip kerja BoxBarrier ini cukup sederhana, yakni melawan air dengan air. Meskipun BoxBarrier ini hanya kelihatan seperti tumpukan kotak plastik berwarna kuning. Bahkan sekilas mirip dirigen yang digunakan untuk menyimpan air.  Namun jangan salah, BoxBarrier ini apabila disusun berderet dan dikaitkan satu sama lain sehingga menyerupai benteng, lalu diisi air, akan menjadi tanggul penahan banjir hingga ketinggian maksimal setengah meter.
BoxBarrier disusun dan dikaitkan satu sama lain

BoxBarrier mudah disusun dan dipindahkan

BoxBarrier memiliki beberapa kelebihan, yakni: cara penggunaan yang mudah, penyimpanan yang tidak memerlukan ruang besar, ringan, ukuran yang tidak besar sehingga mudah dipindahkan, dan bahkan bisa dijadikan jembatan penghubung suatu kanal atau sungai. Boxbarrier bisa digunakan penduduk sipil, terutama yang bermukim di area sekitar kanal dan sungai yang airnya kerap meluap saat hujan deras. Sejak tahun 2014, BoxBarrier telah diproduksi massal dan dijual dibawah naungan produsen Royal BAM Infraconsult Group.
BoxBarrier menjadi pagar bendungan yang melindungi rumah 

Beralih pada inovasi  lain yang masih berhubungan dengan air dan tak kalah aplikatif.  Toilet vakum yang disertai alat pemurnian urin, sebuah inovasi yang memadukan keuntungan kombo, yakni penghematan air dan pemanfaatan limbah manusia.

Ya, membersihkan diri ketika selesai berhajat sangat menguras penggunaan air. Nah, jika kawan pernah menggunakan toilet di pesawat terbang, seperti itulah toilet vakum. Teknologi ini menggunakan tekanan udara sebagai tenaga untuk membilas, sehingga penggunaan air tiap kali berhajat sangat sedikit (kurang dari satu liter).

Keuntungan kedua, urin yang hanya tercampur sedikit air dan deterjen memudahkan proses pemurnian. Dan kombo ketiga, sesuai hukum kekekalan energi: bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, namun dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Maka limbah manusia seharusnya dapat diolah menjadi energi lain yang bermanfaat. Kalau kata orang jawa sih “eman-eman” jika dibuang.

Toilet Vakum dan pemurnian urin


Praktek pemurnian urin dari toilet vakum ini telah berhasil dilakukan oleh Departemen Teknologi Lingkungan dari Wageningen University di suatu area di Kota Sneek.  Campuran urin dan feses (disebut black water pada Gambar 5), akan mengalami proses pembakaran anaerobik oleh bakteri tertentu yang menghasilkan biogas (metana) dan ammonia. Selanjutnya biogas ini menjadi sumber energi pemanas rumah-rumah di Kota Sneek.

Sedangkan ammonia dari proses anaerobik tadi masih mengandung fosfat dan nitrogen. Dengan menambahkan magnesium (pada Gambar 5: magnesium treatment), fosfat akan berubah menjadi struvite yang bermanfaat sebagai pupuk dan menyuburkan lahan. Tak cukup sampai di situ, sisa nitrogen pada ammonia masih bisa diolah menggunakan teknologi Annamox Treatment menjadi gas nitrogen. Pada tahun 2012 lalu, Universitas Wageningen berhasil menyelesaikan proyek yang telah berlangsung hampir 3 tahun, dengan mengaplikasikan penggunaan toilet vakum dan pemurnian black water pada 32 rumah di Kota Sneek.

Selain di wilayah Sneek, toilet vakum dan pemurnian urin juga telah diaplikasikan di Gedung Kementrian Lingkungan dan Infrastruktur Belanda di Rijnstraat, Den Haag serta di Institute Ekologi Belanda di Wageningen.

 
Ilustrasi proses pemurnian urin di Kota Sneek, Belanda




Sumber Gambar:





*artikel ini diikutsertakan pada Holland Writing Competition 2015

Post a Comment

0 Comments