“ There must be,
uncomfort feeling, awkward moment when you wake up in the morning, on different
bed, as usual. Feel different smell of the air that you take.”
But I always miss that feeling, sometimes trying
to repeat once, and once more
Masjid Sultan di Kampung Arab |
Malam itu sambil memanggul tas ransel yang tak seberapa
besar, saya berjalan lebih kurang 15 menit setelah sebelumnya turun di stasiun MRT Bugis. Masuk ke Kawasan Kampung Arab, saya disambut
riuh rendah suara manusia dan komentator siaran sepakbola. Saya cukup surprise.
Rupanya inilah tempat hippies ala arab. Sungguh
meleset dari bayangan awal, mengingat template di kepala saya bahwa sesuatu
yang berbau arab akan lebih islami dan religius. Ah ternyata Orang Arab pun
boleh bersenang-senang.
Saat menemukan hostel ini, saya merasa agak rancu. Di dalam situs booking online tertera Sleepy Kiwi Backpacker Hostel. Dengan mencocokkan alamat, ternyata hostel ini memiliki plang nama agak berbeda, yakni Green Kiwi Hostel.
Saat menemukan hostel ini, saya merasa agak rancu. Di dalam situs booking online tertera Sleepy Kiwi Backpacker Hostel. Dengan mencocokkan alamat, ternyata hostel ini memiliki plang nama agak berbeda, yakni Green Kiwi Hostel.
Sleepy Kiwi Backpacker Hostel |
Lokasi Sleepy Kiwi Hostel tergolong strategis. Tertelak dekat
sekali dengan Mesjid Sultan di kawasan Kampung Arab. Dari teras hostel, pelataran Mesjid terlihat
jelas. Selain lokasi, hal-hal lain di hostel ini bisa dibilang standard saja. Kamar tak begitu bersih, kunci kamar manual
namun tak pernah di kunci, penerangan kamar sangat redup, makan pagi yang dijatah (ada beberapa hostel
yang makan pagi bikin sendiri, namun bisa sepuasnya), dapur luas, staff ramah, dan
fasilitas locker gratis. Yang di bawah
rata-rata adalah kamar mandi merangkap toilet yang cuma ada dua. Padahal satu kamar dorm female yang diisi 14 orang, belum
ditambah kamar laki-lakinya. Syukur antrian pagi hari paling hanya satu atau
dua orang. Entahlah, barangkali backpacker memang jarang mandi atau bangun
siang hari.
Kamar- Sleepy Kiwi Backpacker Hostel |
Secara
keseluruhan penilaian terhadap hostel ini berbanding terbalik dengan pengunjung
hostel. Female dorm yang saya
tempati, terisi lengkap sebanyak 14 orang. Pagi hari, saat pintu depan hostel
baru dibuka, saat saya akan memulai sarapan pagi yang disediakan tepat
pukul 8 pagi, datang seorang laki-laki muda membawa tas ransel besar, dan sayangnya ditolak karena hostel sudah penuh.
Saya menduga pengunjung yang ramai dikarenakan peak season, di negara empat musim masih berlangsung
liburan musim panas.
. *review ini sebatas yang penulis alami.
Tentu saja berisi penilaian subjektif penulis.
2 Comments
belum pernah nginap di hostel. ga kebayang betapa berasa anehnya saat bangun tidur di kamar yang banyak orangnya dan ga ada yang kenal. hahaha..
ReplyDeleteKak Rika bisa ya gitu? keren ih
Mae...you must try this!
ReplyDeleteCoba deh, pasti ketagihan. Nanti bisa tau kebiasaan dan kenal orang-orang dari berbagai latar belakang.
Apalagi kalau travellingnya lama dan sendirian pula. Hostel is better than hotel, for sure :)
thanks for your comment.
will be shown after moderation