Titik Jenuh

Titik Jenuh

Ada kalanya sesuatu itu sampai pada titik jenuhnya.

Dengan frekuensi perjalanan yang cukup tinggi selama 3 tahun belakangan. Iya, hampir tak ada satu bulanpun yang saya lewati tanpa ke bandara. Kalaupun ada, maka bulan berikutnya, bisa dipastikan saya akan membayar dengan ke bandara lebih dari satu kali.

Dalam kurun waktu 10 februari sampai 13 maret lalu, saya terbang PP CGK-USA, PP CGK-Jambi, dan PP CGK-Kuala Lumpur. Mau tau rasanya gimana?. Lelah, muak, dan mau muntah liat bandara. Mungkin ditambah dari kesemua perjalanan tersebut tak ada satu pun yang pure holiday. Karena saya memang ada urusan. Bisa jadi itu pula yang menambah beban.

Harusnya minggu ini atau minggu depan saya ke Jogja. Datang sebuah kebetulan, ada tawaran tiket dari seorang kawan yang terlanjur membeli tiket PP Jakarta-jogja, namun mendadak ia menerima tugas dinas ke Jogja. Semacam coincidence yang diatur universe. Menggiurkan memang.  Tapi saya terlalu lelah untuk packing, lalu berlari-lari di Bandara atau Stasiun. Saya sudah tahu betul rasanya. Saya sudah mengalami terlalu sering.

Saya sedang gak pengen kemana-mana. Pengen hidup normal. Melewatkan weekend dengan baca buku, menulis, masak, berolahraga, dan bersosialisasi. Merancang beberapa weekend untuk belajar banyak hal. Nyetir, main tennis, yoga, renang,  dan belajar satu alat musik.

Menyelesaikan beberapa hutang tulisan yang belum selesai, target apply beasiswa yang selalu tertunda,  beberapa list barang yang belum sempat dibeli, menghadiri beberapa pameran yang ingin saya datangi, serta meluangkan waktu untuk seseorang yang layaknya mengisi hati.

Ah saya gak pengen kemana-mana dulu, literally. Saya pengen diri ini saja yang menjelajah banyak hal.

Bisa jadi ini titik dimana kemana-kemana gak akan membuat saya  kemana-mana.

Saya perlu (membangun) hidup normal, agar saya tahu kemana diri ini harus dibawa.

Setelah titik jenuh, tentu ada titik balik. Ya, bisa jadi sekaranglah titik baliknya.
Saya sedang menentukan arah.

Bintang utara, bantu saya ya J



Jakarta, 23 Maret 2014

Post a Comment

2 Comments

  1. Hihi,. lagi jenuh traveling ya? Kok sama sih mbak? *eh,. niru-niru aja

    tapi kalau saya, kalau kerjaan okelah berangkat, mau gak mau gitu ya. Tapi kebiasaan waktu kemarin-kemarin kan pasti ada ekstra untuk libur yah. nah, itu yang saat ini sedang amat sangat dikurangi. yang lurus-lurus saja. Iya bener, capek.

    ReplyDelete
  2. Iya Mae...

    Mari kita sama-sama melewati titik jenuh ini.

    For a better life and a better future *halah :D

    ReplyDelete

thanks for your comment.

will be shown after moderation