“ There must be,
uncomfort feeling, awkward moment when you wake up in the morning, on different
bed, as usual. Feel different smell of the air that you take.”
But I always miss that feeling, sometimes trying
to repeat once, and once more.
Pengalaman Menginap di Sebuah Homestay di Kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah
Bergaya di teras atas |
Kemana mata memandang, ada homestay di Dataran Tinggi Dieng. Karena itu, Kawan tak perlu khawatir soal penginapan kala berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng.
Apalagi kalau kawan melakukan perjalanan hanya bersama satu dua orang teman. Ada banyak sekali homestay atau penginapan murah dengan kisaran harga 150-300 ribu rupiah per malam di Dieng Namun jika bersama rombongan banyak atau
ketika peak seasons seperti natal dan tahun baru, mungkin ada baiknya
menghubungi via telpon dulu. Setahu saya, tak ada pemesanan via agoda atau
sejenisnya untuk homestay-homestay sederhana ini (pada tahun 2013 silam). Telpon atau langsung datang. Sebagai kawasan wisata, biaya sewa per malam pun tak mahal. Hanya
berkisar antara 150-250 ribu rupiah per kamar. Jangan harapkan fasilitas
apa-apa. Yang paling penting, homestay nya menyediakan air hangat untuk mandi.
Kebutuhan utama dan pertama. Kala itu saya menambah 10 ribu rupiah untuk makan
pagi berupa sepiring nasi goreng beserta teh manis. Dari pemilik losmen ini
juga bisa minta disediakan pemandu untuk menemani mendaki Puncak Si Kunir
sebelum menikmati sunrise atau matahari terbit.
Bougenville
homestay, penginapan sederhana yang saya
tempati ini terletak persis di seberang gang yang menuju Candi Arjuna. Di samping Bougenville Homestay ini ada indomaret. Dari lantai
dua, view desa Dieng kelihatan jelas. Lokasinya terbilang strategis. Bersih.
Lalu di tambah ibu si pemilik homestay yang super ramah J
Nasi goreng yang bersatu padu dengan udara dingin Dieng, nikmat terasa |
Kamar, Homestay, Dataran Tinggi Dieng |
Homestay, Dataran Tinggi Dieng |
Homestay, Dataran Tinggi Dieng |
Pengalaman Menginap di Hotel Victory, di
Bandung
Strategis.
terletak di Jalan Padjajaran, Bandung, menjadikan keunggulan hotel Victory Bandung ini. Rate
nya di bawah 400 ribu per malam, bersih, dan staff yang ramah.
Di
tengah-tengah dari deretan kamar, terdapat taman atau semacam ruang rekreasi beserta bangku-bangku
untuk bercengkrama. Ruang ini bagai dikotomi. Ia seolah membuat hotel keliatan lebih
luas dan berkelas. Di sisi lain, pengunjung yang duduk-duduk di sana tentu
tidak bisa dibatasi obrolan, tawa, dan teriakan-teriakannya. Cukup mengganggu,
terutama di malam hari.
Kamar
mandinya oke. Ukuran kamar sempit. Tapi yang paling keterlaluan itu adalah
lampu kamar. Memang lampu kamar hotel itu dimana-mana redup, terkesan
remang-remang. Tapi hotel ini
benar-benar keterlaluan, redup sekali sampai saya susah mau ngapa-ngapain di
kamar. Bahkan mengetik di laptop saja susah. Kebayang kan redupnya kayak apa?.
Hotel Victory, Bandung |
Kamar- Hotel Victory, Bandung |
Kamar mandi- Hotel Victory, Bandung |
*review ini sebatas yang penulis alami. Tentu saja berisi penilaian
subjektif penulis.
2 Comments
ibu yg punya penginapan di tempat aku nginep di dieng juga ramah banget, sore2 kita digorengin kentang, disiapin susu.. sampe2 pas mau pulang pamitnya pake cium tangan hahaha...
ReplyDeleteBerarti orang Wonosobo emang ramah dan baik2 ya Mila :)
ReplyDeletethanks for your comment.
will be shown after moderation