Ada empat belas cerita pendek dalam buku Suami Sempurna karya almh.
Nurul F. Huda ini. Kesemuanya berkisah mengenai permasalahan yang sangat
dekat dengan kehidupan sehari-hari. Seorang buruh wanita di Batam yang bekerja
banting tulang demi keluarganya di Pulau Jawa, yang dirampok oleh sindikat taksi
gelap. Ada lagi buruh perempuan, masih dengan setting Batam, yang menjual diri lagi-lagi
karena uang. Dilengkapi dengan bumbu cerita kehidupan pabrik dan mess tempat
karyawan tinggal. Bagi saya, sungguh menyentuh. Membuat saya begitu bersyukur,
ada banyak orang, ribuan bahkan jutaan orang berjuang untuk hidup. Saya sendiri
gak pernah bekerja di industri atau pabrik obat. Tapi sempat merasakan PKL di
pabrik yang terletak di kawasan industri. Buruh, kebanyakan wanita, ribuan
jumlah, saya lihat setiap hari mondar mandir di kawasan industri. Di pabrik
tempat saya PKL, proses pengemasan sekunder obat masih dilakukan manual. Tentu
saja pekerjanya adala buruh perempuan.
Bunyi-bunyi mesin tiap harinya. Kondisi yang membuat manusia
seolah robot. Salah satu hal yang membuat saya gak pernah terpikir sedikitpun untuk melamar kerja di
pabrik obat sejak lulus kuliah. Untungnya saya masih punya pilihan.
Ada lagi cerita tentang kekerasan rumah tangga. Sebagaimana
perempuan kebanyakan yang gampang memaafkan, begitulah banyak kekerasan rumah
tangga terus berlangsung karena korban malu bersuara.
Lalu cerita sepasang suami istri. Ari, suami Astri, layaknya sosok suami yang
sempurna. Pekerja keras dan aktivis di
berbagai kegiatan sosial. Sosok suami nyaris sempurna. Nyatanya Ari sangat
tidak kooperatif saat berada di rumah. Ia hanya ingin dilayani. Memiliki dua
buah hati, semua pekerjaan mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga Astri yang
mengerjakan.
Nurul bercerita lancar, enak dibaca, dan dengan alur pas.
Tidak terlalu cepat dan tidak bertele-tele.Rasanya sulit menemukan buku serupa
ini kini. Tahun 2000an awal, buku semacam Suami Sempurna ini jumlahnya cukup
berlimpah. Membaca karya Nurul, mengingatkan saya akan karya-karya penulis
angkatan pertama Forum Lingkar Pena di tahun 2000an awal. . Afifah Afra, Pipi
Senja, Helvy Tiana Rosa, Gola Gong, Asma Nadia, dsb. Kancah perbukuan ramai
dengan cerita-cerita islami. Ceritanya
ada yang cukup realistis, namun kadang ada juga yang idealis nya agak kelewatan.
Tapi kalau dibandingkan buku-buku yang berjajar di Gramedia
saat ini. Saya eneg dengan buku-buku travelling, baik fiksi ataupun non fiksi.
Cerita-cerita metropop. Kebanyakan mengambil setting menengah ke atas dan kaum urban
kota-kota besar.
Iya, saya kangen cerita kehidupan sehari-hari, tanpa
embel-embel bekerja di perusahaan multinasional, menginap di resort A,
jalan-jalan keluar negeri, punya apartemen B, mobil merek C, meeting di hotel D,
sekolah di eropa, menjadi manager perusahaan E, menjadi relawan di LSM
internasional, penulis sukses, copy writer, designer, atau mahasiswa perguruan
tinggi F dengan kecerdasan di atas rata-rata. Kemewahan, intrik,
perselingkuhan, masalah keluarga, kerja keras, lalu kesuksesan.
Dua ratus juta rakyat Indonesia, mungkin hanya 30 persen yang
punya kehidupan dengan setting seperti itu. Ada banyak kelas menengah dan
menengah ke bawah. Pegawai negeri bukan pejabat, guru di kota kecil, mahasiswa
IPK pas-pasan, buruh pabrik, pegawai swasta yang gak ngopi dan gak tinggal di
apartemen, anak sekolahan, pemulung, buruh pabrik, petani, tukang
gorengan, kota kecil, desa, rapat kelurahan, dan pengusaha yang tidak terlalu
sukses.
Ah saya sangat suka buku ini. Nurul
F. Huda adalah salah satu wanita hebat. Semoga karya-karya yang ia tinggalkan
dapat menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Aamiin.
2 Comments
Mantabb..
ReplyDeleteJadi ingat film langit eropa yang ceritanya semacam "cuman" fokus di indahnya eropa. Padahal hanya orang beruntung yg ksana.
walaupun film itu buat memacu seh
Uiii tumben nih anak aksel bace blog aku.
ReplyDeleteRatih. Agak payah nemukan bukunyo tih, marena aku dapat di pameran buku sih.
thanks for your comment.
will be shown after moderation