Kalau Ada yang Punya Jawabannya, Bolehlah Saya Mencontek

Kalau Ada yang Punya Jawabannya, Bolehlah Saya Mencontek

Jam sudah beranjak melewati pukul delapan malam.  Damri melaju kencang meninggalkan bandara.
Di samping kanan saya, duduk seorang kawan lama. Kawan satu SMA, kawan satu universitas saat dulu kuliah di Yogyakarta, dan kini satu perantauan mengais rezeki di ibukota. Bukan kawan akrab memang, tapi mengingat sejarah kami yang telah kenal cukup lama, membuat obrolan menjadi sekedar bukan basa basi.
Topiknya tentu tak jauh dari masalah pekerjaan dan masa depan.
“Ka, kau tak ingin pulang ke Jambi saja?”,
Tak butuh lebih dari dua detik, saya jawab “Belum”,
“Kalau kau?”, saya balik bertanya.
Ia menggeleng cepat, lebih cepat dari jawaban saya tadi.
“Ada rencana pindah kerjaan?’, saya meneruskan pertanyaan.
“Ya kalau ada tawaran yang lebih bagus. Kau gimana? Sudah betah dengan kerjaan sekarang?”
“So far sih enjoy, tapi planning untuk tahun depan tetap ada. Hidup harus berubah cuii…”
Pertemuan saya dan kawan ini hanya kebetulan. Saya dan dia menumpang satu penerbangan yang sama. Sejak di Bandara Jambi, kami sudah saling bertukar cerita. 
Damri melaju semakin kencang, menembus tol yang melengang. Liburan idul adha sudah berakhir. Lima hari saya meninggalkan ibukota. Sekembalinya, tentu saja tak banyak yang berubah. Lampu gedung-gedung bertingkat masih menyala terang, berbinar gemerlap. Jalanan non-toll masih diramaikan ratusan mobil yang berjalan merayap.
“Jadi sampai kapan kau hidup begini terus, Ka?”, kawan saya bertanya lagi.
Saya langsung membalikkan kepala, melihat wajahnya.
“Sepertinya itu pertanyaan retoris. Pertanyaan itu kau ajukan untuk dirimu sendiri, bukan?”, saya tak mau kalah.
Kawan saya menjawab cecengesan, “Hahaha… tau saja kau. Yah…mungkin kau punya jawabannya. Sapa tau aku bisa mencontek.”
“Hahahaha…”, lalu kami berdua tertawa serentak. Getir sedikit.
Damri berjalan terlalu cepat, saya masih memikirkan pertanyaan kawan saya itu. Kenek di sebelah sopir sudah berseru “Palmerah…yang turun Palmerah…”
Saya segera mengangkat ransel, berpisah dengan kawan ini.  Saya belum memberikan jawaban. Dan sampai detik saya menulis tulisan ini, saya belum menemukan jawabannya.

Mungkin kawan ada yang punya jawabannya?, bolehlah saya mencontek… J

Post a Comment

4 Comments

  1. Sampai ada jawaban dari pertanyaan tersebut tentunya.. :D

    ReplyDelete
  2. Sampai kapan ada jawaban dari pertanyaan tersebut? :P

    ReplyDelete
  3. Hahahaha...menarik sekali ini tulisan... Jadi ngebayangin naik DAMRI bandara...

    ReplyDelete
  4. Hahai...fokusnya malah naek bus Damri nya ya... :P
    Ayo donk kasih jawaban :)

    ReplyDelete

thanks for your comment.

will be shown after moderation