Dan masih pagi yang sama,
Perasaan yang membuncah,
Doa yang dikendalikan rasa,
Angan yang terlalu menjulang,
Cerita khayal yang dikarang-karang,
lalu seribu rapal doa aku persembahkan, agar khayal ini mewujud nyata.
Bukankah harusnya doa yang mengendalikan rasa?
Apakah aku salah, wahai Maha Pendengar doa?
PIkiran dan rasa itu dua hal yang saling bertolak belakang.
Satu dirajai otak
satu dirajai entah alam bawah sadar, entah nafsu, entah naluri.
Wahaui Maha Penggenggam segalanya,
dan segala isi semesta yang pagi ini berdzikir.
Ajarkan aku demikian,
mejadi bijak,
perlahan dewasa,
berdoa yang terbaik,
lalu mengendalikan rasa.
Dan segenap pagi,
aku persembahkan untuk doa.
doa
doa
doa
...dan semoga doa yang menyelamatkan hariku.
Perasaan yang membuncah,
Doa yang dikendalikan rasa,
Angan yang terlalu menjulang,
Cerita khayal yang dikarang-karang,
lalu seribu rapal doa aku persembahkan, agar khayal ini mewujud nyata.
Bukankah harusnya doa yang mengendalikan rasa?
Apakah aku salah, wahai Maha Pendengar doa?
PIkiran dan rasa itu dua hal yang saling bertolak belakang.
Satu dirajai otak
satu dirajai entah alam bawah sadar, entah nafsu, entah naluri.
Wahaui Maha Penggenggam segalanya,
dan segala isi semesta yang pagi ini berdzikir.
Ajarkan aku demikian,
mejadi bijak,
perlahan dewasa,
berdoa yang terbaik,
lalu mengendalikan rasa.
Dan segenap pagi,
aku persembahkan untuk doa.
doa
doa
doa
...dan semoga doa yang menyelamatkan hariku.
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation