Mytravel stuffs |
- Men-scanning passport, lalu simpan di draft email atau drop box, yang sewaktu-waktu bisa Kawan akses jarak jauh. Lalu saya mem-fotokopi passport, semua tiket perjalanan, kartu kredit yang digunakan untuk pembelian, dan voucher hotel. Pastikan teman perjalanan Kawan membawa fotokopi-an tersebut. Sedangkan satu fotokopi passport bisa Kawan titipkan pada teman atau keluarga di rumah. Untuk berjaga-jaga saja, karena passport adalah dokumen penting pertama saat kita berada di luar negeri.
- Kalau Kawan menggunakan smartphone, jangan lupa softfile: passport, tiket, voucher booking hotel, itinerary, peta, dan berbagai informasi yang kumpulkan, semua ditransfer ke dalam smartphone atau Ipad kawan. Untuk kode booking pesawat dan alamat hotel saya salin ke dalam note. Ketika bepergian, saya tak lupa untuk selalu membawa buku saku kecil dan pulpen. GPS di ponsel tak selalu bisa digunakan, karena penggunaaan internet akan dikenakan roaming, kecuali kalau Kawan menggunakan provider lokal yang menjadi destinasi Kawan.
- Untuk jasa internet, Kawan bisa memanfaatkan fasilitas wifi dan beberapa komputer untuk berselancar yang hampir selalu tersedia di hotel/ penginapan.
- Manfaatkan teknologi sebaik mungkin. Jangan lupa untuk mendownload beberapa aplikasi yang kira-kira Kawan perlukan selama perjalanan. Tripadvisor, Tourism Eye, penunjuk arah kiblat dan waktu sholat tak lupa saya pasang untuk memudahkan selama perjalanan.
- Catatlah beberapa bahasa percakapan ringan, terutama jika destinasi Kawan ke tempat yang bahasa ibunya bukan Bahasa Inggris. Sewaktu saya ke Vietnam , kemampuan berbahasa inggris penduduknya sangat payah. Percakapan ringan akan membantu Kawan, terutama saat bertanya arah dan alamat serta berbelanja.
- Bawa selalu pulpen, peta, dan kertas. Pengalaman saya naik bus umum dari Ho Chi Minh menuju ke Chu Chi Tunnels, karena pronounce-nya berbeda, jadi sia-sia ketika saya menyebutkan tempat yang akan dituju. Mereka hanya menggeleng, lalu ketika saya tunjukkan tulisannya, maka mereka mengerti. Begitupun peta, terutama peta penginapan, saat saya hanya tunjukkan kartu nama berisi alamat penginapan, yang ditanya hanya bingung dan menggeleng. Tetapi ketika saya tunjukkan peta, mereka langsung mengerti tempat yang saya maksud.
- Selain bahasa dan dokumen, mata uang juga penting. Pastikan kawan membawa mata uang paling lazim, yakni US Dollar yang sesampaikan bisa langsung ditukar ke mata uang lokal. Hal ini untuk berjaga-jaga meskipun Kawan berencana menggunakan layananan ATM selama perjalanan. Tukar secukupnya, dan pergunakan semaksimal mungkin. Sewaktu kembali dari Hanoi menuju Singapur, di dalam penerbangan saat akan berbelanja ternyata VND (dong) tidak bisa dipergukanan lagi. Mereka hanya menerima USD dan SGD.
- Pilih baju yang tipis, peralatan mandi dan make-up yang bentuknya kecil. Sebenarnya peralatan mandi bisa diperoleh di penginapan. Namun berhubung acara jalan-jalannya adalah gaya backpacker, sehingga penginapan yang saya pilih semurah mungkin. Ya ada harga, ada kualitas. Tak selalu tersedia peralatan mandi yang lengkap terutama untuk penginapan kelas Melati.
- Dokumentasi juga tak kalah penting, sebagai bukti otentik kepergian kita. Apalagi bagi Kawan yang gila foto, jangan lupakan untuk membawa memori card cadangan.
- Dokumentasi juga tak kalah penting, sebagai bukti otentik kepergian kita. Apalagi bagi Kawan yang gila foto, jangan lupakan untuk membawa memori card cadangan.
- Cari tahu informasi cuaca di tempat yang menjadi tujuan Kawan. Dari Ho Chi Minh City saya menuju Hanoi . Sesampainya, saya kaget bukan main ternyata bulan Februari di Hanoi masih musim dingin. Di ransel saya hanya ada beberapa lembar kaos dan jaket jeans tipis. Akhirnya terpaksa saya membeli sebuah jaket tebal, kalau tidak ingin mati kedinginan. Suhu di sana saat malam hari mencapai 6-8 derajat celcius, cukup dingin bagi saya yang terbiasa tinggal di Jakarta .
Well, happy traveling everybody ^.^
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation