Tahun ini saya sudah berusia 31 tahun. Whats new on me?. Hidup
datar-datar aja sih. Belakangan saya malah merasa de-motivasi. Atau barangkali
pengaruh hormone?. Yap, sekarang saya lagi hamil anak kedua, sementara Amni
baru berusia 2 tahun lebih beberapa bulan. Iya, kali ini saya kebobolan :D.
Tapi ya disyukuri aja, berarti
tahun ini rezekinya insyaAllah dikasih anak lagi oleh Allah. Udah anak kedua, hamilnya lebih enakan donk?.
Ouch, ternyata gak juga. Malah di anak kedua ini, saya merasa kondisi fisik
menurun jauh dibandingkan dengan hamil pertama. Barangkali juga, karena
sekarang kegiatan dan tugas saya lebih banyak. Masih momong balita, ngurusin
dagangan, handle apotek, dan ngajar. Which
is sewaktu hamil Amni dulu, kegiatan saya Cuma ngajar, dan gak ada balita
yang diasuh.
Tapi yang jelas, keluhan selama hamil ini sangat bervariasi. Trimester
pertama, saya menderita wasir yang cukup parah, walaupun setelah dua minggu,
sembuh sendiri. Ditambah pusing dan rasa
berdebar luar biasa terutama setelah makan besar. Saya sempat mengira hb rendah, tekanan darah
rendah, atau menderita anemia. Apalagi
memang mual dan muntah yang saya alami cukup parah. Setelah cek darah lengkap, hasilnya hb saya
di angka 13 yang berarti masih normal, tekanan darah memang rendah, tapi untuk
kategori ibu hamil, tekanan darah tersebut masih dikategorikan normal. Then whats wrong?. Setelah konsultasi ke dokter, ada
kemungkinan, gejala tersebut akibat maag. Saya disarankan makan sedikit-sedikit
tiap 2 jam sekali.
Sekarang
sudah jalan 5 bulan, BB saya meningkat belum ada 5 kg. Tapi keluhan maag sudah
berkurang, mual muntah juga berkurang walau kadang masih sering muntah kalau
telat sedikit aja makan. Lalu, bukan berarti kondisi tubuh saya sekarang jadi
lebih fit. Muncul lagi gejala baru, rhinitis alergika, batuk-batuk parah, dan beberapa
kali asma saya kambuh, sampai dua kali masuk IGD rumah sakit (terparah
sepanjang riwayat asma yang saya alami).
Saya memang punya alergi dingin
dan debu. Rhinitis alergika saya muncul kalau kondisi badan sedang drop. DI
trimester kedua ini, dalam seminggu, rhinitis alergika saya muncul bisa
berkali-kali. Terutama kalau malam hari, gejalanya flu dan batuk berdahak.
Mengganggu banget, karena semakin saya kurang tidur, semakin kurang istirahat,
kondisi badan semakin drop, rhinitis alergika semakin parah. Soal batuk
berdahak, sudah hampir 3 minggu ini saya batuk-batuk, dengan frekuensi naik
turun. Capek sedikit, batuknya tambah parah. Istirahat dua hari, batuknya
berkurang, karena enakan, saya sibuk lagi sana sini, batuknya datang lagi. Semakin parah batuk, kemungkinan asma saya
untuk kambuh semakin besar. Duh..duh…
Karena keluhan yang bervariasi
itu pula, selama hamil ini, saya lebih sering mengkonsumsi obat. Tentu saja minum obat kala hamil itu bagai
buah simalakama. Diminum, takut membahayakan janin. Gak diminum, penyakit gak
sembuh-sembuh. Jadi selama hamil ini,
saya rajin banget mengecek keamanan obat untuk ibu hamil. Terutama searching di
google. Sayangnya, di beberapa websita info yang muncul sering simpang siur. Biasanya saya akan melihat dulu obat yang
akan saya konsumsi masuk kategori apa.
Sekedar tips, Kawan sebaiknya mencari kategori pregnancy drug
dengan menuliskan isi/kandungan obat,
bukan berdasarkan merek. Misalnya, Kawan mengalami demam, dan ingin
mengkonsumsi Sanmol. Maka carilah kata kuni: “paracetamol (isi dari Sanmol) pregnancy
safety”. Dan akan keluar kategori keamanan Paracetamol untuk dikonsumsi
ibu hamil. Ada dua rujukan yang dapat dijadikan acuan, yakni dari Food and Drug
Administration (FDA), BPOM- nya Amerika dan Australia.
Kategori A : obat pregnancy safety kategori
A ini bisa dikatakan sebagai obat yang paling aman untuk ibu hamil. Sudah ada data dan penelitian yang menunjukkan
bahwa obat ini aman dikonsumsi ibu hamil pada trimester 1 dan trimester 3.
Kategori B : Penelitian pada hewan uji
menunjukkan obat kategori B ini aman untuk janin, namun belum ada penelitian
atau studi lebih lanjut mengenai keamanan pada wanita hamil.
Kategori C : Obat yang masuk kategori ini menunjukkan adanya kontra indikasi pada janin
hewan uji namun belum ada data dan penelitian lebih lanjut pada manusia.
Namun obat ini bisa hanya jika memberikan lebih banyak manfaat ketimbang risiko
yang mungkin terjadi.
Kategori D
: Sudah ada data yang menunjukkan kontra indikasi pada wanita hamil.
Namun obat ini masih bisa dipertimbangkan untuk digunakan hanya jika manfaatnya
jauh lebih besar dari risiko yang mungkin terjadi ataupun jika memang tidak
memungkinkan adanya pilihan obat lain.
Kategori X : Bisa dikatakan obat dengan
kategori X ini haram diminum oleh ibu hamil. Sudah ada penelitian baik pada
hewan maupun data investigasi pada manusia yang membuktikan bahwa obat kategori
X dapat menyebabkan kontra indikasi maupun malformasi pada janin.
Semoga
bermanfaat.
Samarinda,
April 2018
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation