Where will you stay?* #11 Pengalaman Menginap di Hotel Hilton, Bloomington, Minneapolis, USA

Where will you stay?* #11 Pengalaman Menginap di Hotel Hilton, Bloomington, Minneapolis, USA

(catatan perjalanan Minnesota , Chicagao, Abu Dhabi part 3)

“ There must be, uncomfort feeling, awkward moment when you wake up in the morning, on different bed, as usual. Feel different smell of the air that you take.”

But  I always miss that feeling, sometimes trying to repeat once, and once more. 


Hotel Hilton, West Bloomington, Minneapolis


Malam itu, sekitar pukul sebelas, saya check in di hotel ini. Setelah penerbangan hampir 24 jam ditambah transit yang kalau dikalkulasikan menjadi 33 jam, melewati 4 zona waktu, dengan perbedaan waktu 11 jam dari Jakarta. Capeknya sudah sampai ubun-ubun. Malam itu saya tidur meringkuk bagai tak bernyawa,  dengan masih menggunakan long john, baju luaran, dan selimut dua lapis.

Esoknya, saat membuka mata, saya kaget bukan main. Hingga meloncat seketika dari tempat tidur. Terbangun di kamar yang hening luar biasa dan tak ada siapa-siapa. . Dimana saya? siapa saya sebenarnya? Bermimpikah saya?.  Tak terdengar apapun selain detak dari jarum detik jam tangan. Sekali lagi saya kaget begitu melihat jam. Sudah pukul 10 pagi rupanya. Seumur hidup, baru kali ini saya bangun sesiang ini.

Pemandangan dari kamar hotel- Hilton West Bloomington, Minneapolis

Kamar- Hilton West Bloomington, Minneapolis

Dan ternyata pagi itu bukan kekagetan saya yang terakhir. Tiga hari kemudian saya kembali bangun sambil meloncar dari tempat tidur. Telpon di kamar saya berdering. Seorang teman training menelpon dari lobi hotel. Shuttle bus sudah siap berangkat.  Karena jetlag, saya baru tidur jam 4 pagi, alhasil pagi itu saya telat dan berangkat ke kantor naik taksi.
Kembali ke keterkejutan saya yang pada hari pertama. Hal selanjutnya yang saya ingat adalah saya harus buru-buru makan pagi. Pukul 10.30 breakfast nya berakhir. Saya harus makan banyak. Di luar tentu saja tidak ada gerobak bubur ayam, warteg, atau warung nasi padang.

Turunlah saya ke lantai 2. Rupanya, di sini tak akan ada staf hotel yang tersenyum ramah, mengambil kupon makan pagi, lalu mempersilakan menikmati sarapan. Jangan-jangan jam makan paginya sudah selesai, pikir saya dalam hati. Pintu ruang makan terkunci, dan saya tidak tahu bagaimana caranya masuk. Hingga akhirnya ada seorang tamu yang keluar, lalu otomatis saya nekat masuk. Belakangan, saya baru tahu kalau akses ruang makan dengan menggunakan kartu sensor pintu kamar.
Lagi-lagi karena kebiasaan hotel di Indonesia, ketika selesai makan, akan ada pelayan yang membersihkan dan mengambil piring. Nah kalau di tempat baru, perhatian terhadap lingkungan harus lebih detail dan ekstra. Dari hasil ngeliatin orang-orang, ketika selesai maka para tamu membereskan dan meletakkan piring, gelas, dan sendok kotor di tempat yang sudah ditentukan. Tak mengenal ini hotel berbintang atau bukan. Hasilnya sungguh efisien. Saya perhatikan tiap pagi hanya butuh satu pelayan untuk membereskan tumpukan piring gelas kotor, dan merefill menu yang kosong. 

Menu sarapan pagi sangat light untuk perut saya.. Berbagai jenis roti, jus, susu, sereal, aneka kopi, orak-arik telor, hash brown, yogurt, dan buah-buahan. Heran saya, bule itu badannya gede tapi kok makan paginya cuma setangkup roti berselai dan kopi.  Tahu menu sarapan saya tiap pagi? Yogurt, sereal, bangles bread, scrablled egg, hash brown, dan kopi. Udara dingin bikin perut lapar. Selain juga karena menu makan siang di kantin kantor tak diterima baik oleh perut saya. Hanya ada nasi turki yang benyek, salad, pizza, burger, dan entah makanan apalagi-yang-jelas itu bukan ayam penyet atau soto.
Sarapan pagi ronde pertama- Hotel Hilton West Bloomington, Minneapolis
Nasi benyek turki di kantin kantor yang rasanya sulit didefinisikan

Sore hari, akan ada waktu menikmati cocktail masih di ruangan yang sama, antara pukul 17.00-22.00.  Tersedia berbagai buah, kue-kue kecil, beer, kopi, the, serta minuman bersoda lainnya yang bisa diambil sesuka hati. Ruangan ini akan ramai lagi pada sore hari. Banyak yang keliatan melakukan pertemuan atau meeting hingga larut malam. Ditambah ada fasilitas printer, komputer, tipi layar lebar, dan koran gratis.

Rate per malam hotel ini seharga 180 USD per malam. Walaupun interior kamar terkesan tak terlalu mewah, tapi saya suka dengan efisiensi di hotel ini. Atau mungkin memang berlaku untuk rata-rata hotel di Amerika kali ya?
Begitu masuk lobi, tak akan ada satpam atau bell boy yang menyambut dan membukakan pintu. Bawa barang banyak?. Ada beberapa trolle menganggur. Lagi-lagi tanpa staf. Jadi penghuni hotel bebas memakai trolley tersebut dan mengangkut barang masing-masing tanpa bantuan staf hotel.

Masih di lobi, tersedia beberapa komputer yang bebas digunakan, plus printer. Mau tahu mengenai tempat-tempat nge-hits di Minnesota? . Ada sebuah tipi besar touch screen yang menampilkan objek-objek yang bisa dikunjungi, lengkap dengan describe-nya, jarak dan waktu tempuh, how to go there. Dan semua informasi ini bisa langsung dikirim ke email atau handphone kita, termasuk alamat lengkap dan petanya.

Hotel ini pun menyediakan shuttle bus, tujuannya Mall of America dan Bandara St. Paul. Mall of America ini merupakan salah satu mall terbesar di Amerika. Di dalam mall ini ada Nickeledeon Universe. Untuk bandara, kita bisa request sesuai jadwal penerbangan.. Karena saat itu saya termasuk dalam satu rombongan yang dibook oleh corporate, kita bisa request untuk mengantar ke tempat-tempat selain bandara dan mall.


Fasilitas lain sih standar saja, seperti kolam renang dan gym, yang bebas diakses, namun keduanya tidak pernah saya kunjungi. Tapi di luar fasilitas, yang paling saya suka banget  adalah staf hotel yang cekatan, professional, gak bertele-teel,  dan helpful terutama untuk tamu yang bahasa inggris-nya masih patah-patah seperti saya :p.
Lobi- Hotel Hilton West Bloomington, Minneapolis

Kamar Mandi- Hilton West Bloomington, Minneapolis
Pemandangan di depan hotel yang sepi - Hilton West Bloomington, Minneapolis
Hotel Hilton tampak depan (diambil dari website)


*review ini sebatas yang penulis alami. Tentu saja berisi penilaian subjektif penulis.

Post a Comment

4 Comments

thanks for your comment.

will be shown after moderation