Jodoh itu cerminan dirimu.
Barangkali benar adanya kalimat tersebut.
Kita akan memperoleh jodoh yang selevel, tak kurang dan tak lebih.
Sehingga kemudian saling melengkapi.
Sehingga mencintai (dengan benar) adalah sebuah proses untuk menjadi lebih baik.
Agar level kita naik, lalu pasangan akan mengikuti.
Atau kata seorang motivator : 'pantaskan dirimu untuk mendapatkan pasangan yang pantas",
Mau mendapatkan pasangan dengan level 9 (dalam skala 1-10), maka bersiaplan untuk memperbaiki diri dan lolos ujian untuk menjadi level 9. Niscaya pasangan yang datang pun akan selevel.
Dan barangkali pula, mencintai (dengan benar) adalah proses belajar yang harus dilewati dengan benar.
Salah engkau belajar, mencintai hanya akan menjadi sebuah proses yang membuat diri menjadi seseorang yang salah arah dan gagal.
Jadi....
selamat berjuang dan mengikuti serangkaian ujian :)
Barangkali benar adanya kalimat tersebut.
Kita akan memperoleh jodoh yang selevel, tak kurang dan tak lebih.
Sehingga kemudian saling melengkapi.
Sehingga mencintai (dengan benar) adalah sebuah proses untuk menjadi lebih baik.
Agar level kita naik, lalu pasangan akan mengikuti.
Atau kata seorang motivator : 'pantaskan dirimu untuk mendapatkan pasangan yang pantas",
Tak bisa saya pungkiri, dalam sebuah analisa dangkal yang berusaha saya pahami tentang pasangan, bahwa perkataan motivator yang dalam banyal hal sering saya komentari terlalu banyak omong itu, adalah benar adanya.
Mau mendapatkan pasangan dengan level 9 (dalam skala 1-10), maka bersiaplan untuk memperbaiki diri dan lolos ujian untuk menjadi level 9. Niscaya pasangan yang datang pun akan selevel.
Jikalau kita telah memiliki pasangan, maka untuk naik kelas ke level yang lebih tinggi, tidak lebih mudah memang, namun kita akan punya teman bersama untuk melewati serangkaian ujian naik level itu.
Kualitasmu akan naik, pun pasangan akan mengikuti.
Begitupun sebaliknya, kualitasmu menurun, pasangan akan terimbas. Tak pelak, kualitas dan kuantitas interaksi akan berpengaruh pada personaliti seseorang.
Dan barangkali pula, mencintai (dengan benar) adalah proses belajar yang harus dilewati dengan benar.
Salah engkau belajar, mencintai hanya akan menjadi sebuah proses yang membuat diri menjadi seseorang yang salah arah dan gagal.
Jadi....
selamat berjuang dan mengikuti serangkaian ujian :)
Dialog pada diri sendiri di pagi hari senin yang terburu-buru. Jakarta, Juni 2014
2 Comments
Keren dan sepakat Rika.
ReplyDeletetoss donk Arya :)
ReplyDeletethanks for your comment.
will be shown after moderation