Dua tahun ini, ada banyak
kehilangan yang saya hadapi, ada banyak sabar yang harus saya pupuk. Sabar yang
untunglah menjaga saya untuk tetap berjalan pada jalurnya. Entah tersesat atau bukan, yang jelas saat
ini saya merasa bahwa inilah jalan terbaik yang bisa saya tempuh. Dengan
kondisi emosi dan pemikiran yang masih sangat labil, saya bersyukur saya masih
sesabar ini.
Dua Tahun ini, ada banyak kesempatan,
menginjak tempat-tempat baru, berkenalan dengan orang-orang, menikmati alam,
bercengkrama dengan sahabat, menolong orang-orang sakit. Ada begitu banyak syukur yang saya rasakan.
Nikmat, bahagia, sebuah rasa terima kasih.
Dua
tahun ini, Allah memberi saya begitu banyak rasa syukur dan sabar. Syukur dan sabar: dua hal yang mutlak akan dirasakan seseorang secara
bergantian sepanjang hidupnya. Dua tahun belakangan, antara terasa dan tidak
terasa, saya berhasil melaluinya. Dua
tahun dalam usia peralihan menjadi manusia dewasa seutuhnya.
Dan rasanya dua
tahun ini sudah cukup. Memiliki pengalaman sama yang tumpang tindih hanya akan
mengurangi makna; menghilangkan esensi pengalaman itu sendiri. Sudah saatnya
bagi saya mengambil keputusan yang lain. Mengejar mimpi-mimpi dan harapan yang
masih menggantung di awang-awang. Merasakan aroma, merasakan atmosfer, merasakan
kehidupan lain,
Kini
saatnya merancang dan melaksanakan yang belum terlaksana. Semoga Engkau, Sang
Pemilik Kehidupan, selalu merahmatiku.
Aamiin ya rabbaal alaamiin.
0 Comments
thanks for your comment.
will be shown after moderation