Dua Tahun

Dua Tahun



Dua tahun ini, ada banyak kehilangan yang saya hadapi, ada banyak sabar yang harus saya pupuk. Sabar yang untunglah menjaga saya untuk tetap berjalan pada jalurnya.  Entah tersesat atau bukan, yang jelas saat ini saya merasa bahwa inilah jalan terbaik yang bisa saya tempuh. Dengan kondisi emosi dan pemikiran yang masih sangat labil, saya bersyukur saya masih sesabar ini.
Dua Tahun ini, ada banyak kesempatan, menginjak tempat-tempat baru, berkenalan dengan orang-orang, menikmati alam, bercengkrama dengan sahabat, menolong orang-orang sakit. Ada begitu banyak syukur yang saya rasakan. Nikmat, bahagia, sebuah rasa terima kasih.
            Dua tahun ini, Allah memberi saya begitu banyak rasa syukur dan sabar. Syukur dan sabar: dua hal yang mutlak akan dirasakan seseorang secara bergantian sepanjang hidupnya. Dua tahun belakangan, antara terasa dan tidak terasa, saya berhasil melaluinya.  Dua tahun dalam usia peralihan menjadi manusia dewasa seutuhnya.
Dan rasanya dua tahun ini sudah cukup. Memiliki pengalaman sama yang tumpang tindih hanya akan mengurangi makna; menghilangkan esensi pengalaman itu sendiri. Sudah saatnya bagi saya mengambil keputusan yang lain. Mengejar mimpi-mimpi dan harapan yang masih menggantung di awang-awang. Merasakan aroma, merasakan atmosfer, merasakan kehidupan lain,
            Kini saatnya merancang dan melaksanakan yang belum terlaksana. Semoga Engkau, Sang Pemilik Kehidupan,  selalu merahmatiku. Aamiin ya rabbaal alaamiin.

Post a Comment

0 Comments