City Tour: Kuala Lumpur

City Tour: Kuala Lumpur


Rumput tetangga selalu lebih hijau. Berlaku jugakah dalam hal melancong?.  Sesekali bolehlah kita berkunjung ke ibukota negara tetangga ini. Bukan untuk menjadi minder tentunya. Cukup untuk menambah wawasan atau sekedar mengintip apa sih yang terjadi pada tetangga kita.  
            Ingin city tour? Kuala Lumpur (KL) menawarkan beberapa tempat, diantaranya:

Dataran Merdeka
            Merupakan salah satu Landmark KL. Masih satu kompleks di Dataran Merdeka, ada Gereja St. Mary, sebuah gereja anglikan yang dibangun pada akhir abad ke 18, serta Bangunan Sultan Abdul Aziz. Selain dua bangunan yang mencolok tersebut, masih terdapat beberapa bangunan lain yang dalam kacamata saya sebagai orang awam, memiliki arsitektur yang bagus.
Dataran Merdeka

St. Marys Church

Mesjid Jamek
            Berbelok sedikit dari kompleks Dataran Merdeka, cukup dengan jalan kaki atau kalau Kawan menggunakan taksi ongkosnya sekitar RM 5, Kawan akan menemukan Mesjid Jamek. Coba Kawan lihat peta wisata atau searching di internet mengenai tempat di KL, mesjid ini menjadi salah satu ikon tourism destination. Jika Kawan menggunakan LRT (Light Rail Transit), transportasi yang tak jauh beda dengan MRT (Mass Rapid Transit) di Singapore, maka Kawan cukup turun di halte Mesjid Jamek. 
Oh ya untuk masuk ke Mesjid, bagi perempuan wajib mengenakan jilbab. Dan tepat di seberang mesjid, terdapat pertokoan yang menjual berbagai aksesoris, makanan, dan jilbab segala rupa.
Waktu itu saya berkunjung ke sana saat ramadhan. Ketika sore datang, sepanjang jalan dipenuhi pedangang dan sesak oleh pengunjung. Recommended kalau mau belanja, ketimbang di Petaling Street.

Istana Negara
            Sebagai negera monarki konstitusi, Malaysia dipimpin ole seorang raja dan tentu saja punya istana.  Sebenarnya saya gak ada rencana berkunjung ke sini. Jadi tahun kemarin saya merayakan lebaran di KL. Saat lebaran, istana negara menjadi sangat ramai, apalagi hari raya pertama, dimana ada openhouse istana.
            Spot yang lumayan untuk foto-foto, terutama dengan abang penjaga istana (namanya hulu balang kalau gak salah) dan kudanya.
Foto bersama hulu balang dan kudanya



Tradisional Market dan Kasturi Walk
            Dengan menggunakan LRT, Kawan tinggal turun di pemberhentian Pasar Seni. Begitu keluar stasiun, Kawan akan menemukan Jalan Kasturi dan tinggal menyeberang jalan. Tradisional market ini menjual berbagai rupa barang, tapi yang paling dominant adalah cendera mata. Barang-barang yang dijual menurut hemat saya, tak jauh berbeda dengan yang dijual Pasar Beringharjo di Yogyakarta. Cuma dengan tempat yang jauh lebih nyaman.
            Terletak tepat di sebelah Tradisional market, ada Kasturi Walk. Merupakan jalan yang di sisi kiri dan kanannya dipenuhi oleh pedangang. Jika malam hari, tempat ini lebih semarak. 

Little India
Untuk sampai di Little India, kawan bisa naik LRT dan turun di halte Bangsar. Keluar halte, tinggal naik taksi, ongkosnya sekitar RM 5.
Begitu menginjakkan kaki di Little India, bau kemenyan dan kari tercium di setiap penjuru.  Ada deretan toko yang  menjual berbagai aksesoris, pakaian, kain, buah-buahan, bunga, supermarket, dan restoran. I really appreciate India’s culture.
Little India


Petaling Street
Di daerah China Town ini saya sempat mengunjungi sebuah Klenteng, cukup besar dan ramai oleh para wisatawan. Saya gak tahu namanya apa. Cukup berpoto saja waktu itu.  Lalu melanjutkan perjalanan mengelilingi Petaling Street.
Jalan ini cukup terkenal di KL, dan merupakan pertokoan dan nadi China Town di KL. Siapkan energi saat berkunjung ke sini, karena mengelilinginya akan membuat kaki gempor.
Selain gantungan kunci, gak ada yang saya beli. Menurut saya, sebagian besar kualitas barang-barangnya idem dengan yang di jajakan di BLok M. Saya hanya mencoba beberapa jajanan, seperti chest nut, lalu minuman entah apa namanya. Mau makan di rumah makan, saya ragu dengan kehalal-annya.

Klenteng di China Town

Berjaya Town square
            Siang itu saya sampai terminal Puduraya dan bingung mau kemana lagi. Applikasi Lattitude di ponsel saya merekomendasikan  tempat terdekat adalah Berjaya Town Square, sebuah shopping center katanya. Ya sudah saya bela-belain jalan kaki ke sana.
Ketika masuk, hal pertama yang terpikir oleh saya adalah ada gitu tempat sejorok ini di KL. Bau, sesak, eskalator sebagian gak jalan, dan sampah dimana-mana. Ternyata oh ternyata, mall ini adalah tempat berkumpulnya TKI asal Indonesia. Suara dentuman musik dari Kangen dan Wali band bergema dimana-mana. Kebetulan hari itu adalah hari libur . Banyak TKI yang mejeng, dan merokok seenak perut di dalam mall yang notabene ber-AC.  Tak sampai setengah jam, saya pun kabur meninggalkan tempat mengerikan itu.

Menara Petronas.
Last but not least, Menara Petronas. Landmark wajib untuk berpoto kalau berkunjung ke KL. Untuk sampai ke Menara Petronas, tinggal naik LRT turun di pemberhentian KLCC (Kuala Lumpur City Center), hati-hati karena ada juga halte KL center. Kalau Kawan ingin menggunakan public bus, ada Rapid KL yang berhenti di halte- halte tertentu, gak seperti metromini atau angkot di Jakarta yang bisa berhenti bahkan di tepi jalan yang ada rambu larangan berhenti. Yah menurut saya sistem transportasi di sini sudah tertata lebih baik. 
            Kembali ke Menara Petronas, pernah waktu itu, saya bangun tidur siang, lalu mandi, dan dari hotel jalan sendirian ke sini. Duduk-duduk menikmati senja dan melihat antusiasme turis-turis berpoto. Apalagi ketika sore datang, air mancur yang ada di taman tepat di depan menara dinyalakan. Saya semakin suka.  

Sesorean di Menara Petronas

Dont be stray, Rika




Post a Comment

0 Comments