Cacth A Falling Star (Part 1) Melihat Bintang Jatuh dari Pantai Parangtritis

Cacth A Falling Star (Part 1) Melihat Bintang Jatuh dari Pantai Parangtritis


Bintang jatuh, pengharapan, ritual malam. Ini pengalaman tahun lalu, yang sedang saya kangeni. Tanggal 18-24 April 2010 menurut yang banyak diberitakan media massa, di angkasa ada hujan meteor yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Sebagai pemuja bintang, tak ketinggalan saya menyaksikan hujan meteor itu di Pantai Parangtritis. Sebuah pengalaman mengesankan, karena sebelumnya saya cuma pernah main ke pantai paling sampai pukul 9 malam.

Cacth A Falling Star
Bersama 6 orang teman, saya berangkat ke pantai menjelang tengah malam. Tengah malam di pantai ternyata tidak semengerikan yang saya kira. Saya malah heran, tengah malam kok di pantai rame. Di tiap sudut, banyak orang yang gitaran, pacaran atau sekedar ngobrol dan bercengkrama. .

Sembari berbaring-baring di pasir, ditemani obrolan ringan dan udara yang menjelang dini hari semakin dingin, kami (seperti orang bego) memandangi langit. Hujan meteor yang terjadi tidak benar-benar seperti bintang yang berguguran dari atas langit. Saya sendiri (cuma) berhasil melihat dua bintang jatuh. Bahkan teman saya ada yang sama sekali tidak melihat. Karena proses jatuhnya hanya sepersekian detik. Bahkan mengucapkan harapan pun tak sempat lagi.
            Biarpun hujan meteronya jauh dari harapan, tapi saya senang bisa melihat sebuah ritual yang mungkin hanya ada di pantai selatan jawa. Kebetulan saat itu malam jumat, entah jumat kliwon atau bukan. Sekitar pukul 01.00 dini hari, ada rombongan orang berbaju hitam berjalan beriringan mengelilingi pantai, sambil menabur bunga dan membawa dupa. Mereka diam seribu bahasa, mungkin sedang berdoa dalam hati. Seorang teman yang asli Jogja mengatakan pada saya, mereka adalah abdi dalem keraton, dan ritual tersebut memang rutin dilakukan saat malam jumat.
Menikmati gudeg tengah malam di Yogyakarta
Menikmati gudeg dini hari
            Ritual budaya, keakraban dan tawa yang terdengar dari berbagai penjuru, angin laut, pantai bintang jatuh, dan teman. Lengkap sudah malam itu.
            Pulangnya kita menikmati gudeg pukul 03.00 dini hari yang cuma ada di Yogyakarta.  Saat itu saya rasanya ingin memohon pada Tuhan, I WANNA BE FOREVER YOUNG..oh indahnya masa muda dan kebebasan ^.^
Oh ya, satu lagi, kalau mau masuk pantai gratis, cobalah datang tengah malam.

Post a Comment

3 Comments

  1. Hey Rik..pa kabar?
    Gak sengaja nemu blog-mu di komentar blognya temenku :)

    ReplyDelete
  2. hi Yona... baek. km skrg di LIpi yah? pasti ketemu dr blog Armet? ayo rajin nge blog... :)

    ReplyDelete
  3. Iya.. tahu aja ;)
    Kenal dimana? Dia temen SMA-ku.
    Ayooo!!! nulis lagi, ditunggu postingan terbarunya yaa..

    ReplyDelete

thanks for your comment.

will be shown after moderation