Mudik tlah tiba… Saya pun tak ketinggalan. Beberes barang milik saya yang teronggok berdebu di lemari, kardus, rak, laci. Saya menemukan banyak barang yang tidak penting, tetapi menjadi penting karena kenangan yang ada. Salah satunya, sebuah buku kumpulan tulisan saya yang sempat saya print.
This one is an article about myhome town, I wrote late of 2007.
Happy holiday everyone….^.^
Seberapa besar berartinya kampung halaman bagi orang Indonesia???. Fenomena mudik lebaran tiap tahun bisa menjadi indikator bahwa orang Indonesia adalah manusia yang tak pernah melupakan kampung halaman. Mungkin dapat dianalogikan seperti orang cina yang tak pernah melupakan leluhurnya. Namun tak ada yang bisa memastikan apakah fenomena mudik lebaran memang benar membawa misi kerinduan kepada kampung halaman, atau hanya sekedar ajang pamer tentang keberhasilan hidup yang diraih. Toh...ketika lebaran berakhir, maka berbondong-bongong, bahkan jauh lebih banyak orang yang meninggalkan kampung halaman. Tepatnya tempat-tempat yang berciri desa ataupun kota kecil akan semakin sepi.
Saya juga merupakan salah satu yang meninggalkan kampung halaman untuk meraih keberhasilan hidup. Mudik lebaran menjadi event tahunan yang tak pernah saya lewatkan. Saya selalu pulang ke kota senja. Kota senja sekedar julukan yang saya berikan. Tanpa pernah mendengar istilah tersebut sebelumnya diucapkan sebagai julukan kampung halaman saya.
Kota senja selalu menampilkan warna dunia ketika saya kecil. Sejak 5 tahun terakhir, setiap saya punya waktu libur, baik libur sekolah, maupun libur kuliah, saya selalu kembali ke kota senja. Kota senja menumpahkan begitu banyak kenangan. Meski ketika datang, saya hanya gembira beberapa saat, 3 hari setelahnya saya akan merasa bosan, lalu menghubungi teman2 saya di kota lain, menanyakan kabar mereka, menanyakan kota mereka. Lalu saya akan berceloteh betapa membosankannya kota saya. Lalu saya bilang tahun depan saya tidak akan kembali lagi ke kota senja ini. Tapi saya selalu kembali.
Saya selalu menikmati suasana senja, saya selalu menikmati suasana tentram di kota ini. Mobilitas kehidupan yang melaju dengan statis, norma masyarakat yang masih memandang sederhana suatu permasalahan. Sebuah kota kecil yang selalu menghadirkan ketenangan, ketentraman dan kemudian kebosanan. Lantas ketika saya tinggalkan, kota senja ini menghadirkan kerinduan yang membuat saya selalu ingin kembali. Saya suka senja di kota ini, saya suka awan di kota ini, saya suka cericit burung di kota ini, saya suka kesegaran udara di kota ini, saya suka kenangan yang tersisa di kota ini.
Namun saat ini kadar rasa suka saya telah menurun banyak, teman-teman saya yang dulu sudah tidak saya ketahui kabarnya. Saya pun sudah tak memiliki harapan dan cita-cita apapun di kota ini. Kota ini terlalu hambar bagi orang seambisius saya. Saya punya harapan menjadi orang sukses, tentu saja di sebuah kota besar, bukan di Kota Senja, sebuah kota tanpa ambisi di himpitan Pulau Sumatra. Dan saya cukup tamak serta tentu saja tak tahu diri jika menggantungkan impian dengan hanya duduk di Kota Senja ini.
Akan tetapi saya tak akan menjadi kacang yang lupa kulitnya. Saya akan selalu kembali ke Kota Senja. Mungkin juga saya akan menikmati kota senja ini, jika umur saya telah senja, jika saya telah mengunjungi begitu banyak tanah di berbagai belahan bumi lain, dan saya kemudian yakin bahwa senja terbaik yang pernah saya temui hanyalah senja di Kota Senja. Jika saat itu datang, maka saya ingin menikmati setiap senja, memiliki rumah di tepi laut pada Kota Senja ini, menikmati ketentraman, di sebuah kota yang selalu menghasilkan senja. Mungkin suatu saat nanti, ketika saya telah bosan berpetualang, tetaplah kota ini yang selalu saya rindukan......
(Desember,2007.Kota Senja)
7 Comments
yuuk mudiikk...
ReplyDeleteKota Senja?dimanakah gerangan?
btw awardnya uda dipajang loh *wink
di provinsi jambi, perbatasan kepulauan dengan kepulauan Riau, di tepi pulau Sumatra
ReplyDeleteselamat menikmati mudik ;)
Mampir di Kota Senja
ReplyDeletedeket laut ya? asik! :)
ReplyDeletekunjungan pertamaxxx....
ReplyDeletejangan lupa kunjungan baliknya...,
Jadi ingat, setiap kali ada orang yang menanyakan ke saya apakah saya mau tinggal di Kalimantan, jawaban saya sampai saat ini selalu sama, untuk liburan, oke, tapi untuk tinggal, mungkin akan saya pertimbangkan dulu. hehe
ReplyDeleteBegitulah...
ReplyDeletemerantau memang lebih menantang :p
thanks for your comment.
will be shown after moderation